Jurus Nyoman-Ketut, Cara Gubernur Menangkan Wisata Pulau Dewata

angkaberita – Ibarat mata air, kebudayaan merupakan sumber pariwisata di Pulau Dewata. Pelestarian kebudayaan menjadi kuncinya. Setelah menerbitkan aturan ketat ke wisman plesiran ke situs budaya, Gubernur Bali mendorong warga di sana beranak banyak.

Bukan sebatas dua anak cukup, tapi empat anak cukup. Pemprov serius menggarap kebijakan itu dengan jurus kampanye Nyoman-Ketut, alias nama anak ketiga dan keempat di Bali. Sebab, meskipun terbuka kepada pendatang luar Bali, Pemprov tetap berharap pelestarian budaya kepada warga asli.

Jika tidak ada pelestarinya, budaya Bali akan berangsur menghilang. Ujungnya, pariwisata Pulau Dewata juga kehilangan daya Tarik utamanya. “Tidak ada yang mebanjar, tidak ada yang ngelawar. Tidak ada purnama-tilem, tidak ada odalan,” curhat Wayan Koster, Gubernur Bali.

Baca juga :  Soal IKP, Dewan Pers Ingatkan Publik Soal Fungsi Kontrol Sosial

Geopolitik Pariwisata

Lanjutnya, “Galungan, Kuningan, Ngaben, berbagai aktivitas budaya akan terancam,” ucap Gubernur Wayan, seperti antaranews tulis, Senin (14/4/2025). Ikhtiar kebijakan itu, lanjut dia, bukan persoalan jumlah atau siapa datang ke Bali. Tapi, tegas dia, siapa dapat diajak mengurus budaya.

Pemprov bahkan menggebernya dengan memberikan insentif kepada penduduk Bali beranak lebih dari dua. Pemprov memberikan insentif kelahiran anak ketiga dan keempat di sana. Per Maret lalu, Pemprov mulai menyalurkan insentif kepada warga di Bali.

Sebab, berdasarkan data Pemprov, jumlah penduduk Bali bernama Nyoman dan Ketut, masing-masing, kini tinggal 19 persen dan 6 persen. Berdasarkan kebudayaan Bali, anak pertama bernama Wayan, dan Made anak kedua. Langkah Pemprov Bali juga dilakukan sejumlah negara, dengan dalih berbeda.

Baca juga :  Saham Pemkab Meranti Gede Di Bank Riau, Adil Gadaikan Kantor Bupati Rp 100 Miliar

Jepang dan Korsel, tak ingin terhapus dari peradaban, memberikan insentif anak akibat rendahnya angka kelahiran.  kelahiran akibat rendanya angka. Secara geopolitik, syarat entitas negara bukan hanya ada wilayah tapi juga penduduk. Kini, pariwisata dunia juga menjadi bagian geopolitik dunia.

(*)

 

Bagikan