angkaberita.id – Selain keindahan pantai dan sensasi sport tourism, kawasan wisata terpadu Lagoi di Bintan juga segera menyuguhkan ke pelancong destinasi baru berupa museum. Namanya Museum Rumpun Melayu. Selain memberikan pengetahuan soal puak Melayu di dunia, museum juga bakal menyuguhkan informasinya secara modern, termasuk melalui hologram.
Bahkan, kisah-kisah seperti Hikayat Hang Tuah dapat dinikmati pengunjung lewat augmented reality. Pendeknya, pengelolaan museum bukan sebatas tempat pajangan barang bersejarah, atau saksi bisu sejarah. Tapi, lebih interaktif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Beda dengan museum lainnya di Kepri, pengelolaan murni tanpa APBN dan APBD.
PT Bintan Resort Cakrawala bakal sepenuhnya mendanai sekaligus mengelolanya demi kepentingan wisata sejarah dan kebudayaan, khususnya sejarah Melayu dan Kemelayuan di dunia. Minggu (11/8/2024), pihak BRC disebut merembugkan dengan mengundang sejumlah kalangan pegiat wisata, budayawan, sejarawan hingga akademisi dan pemerintah daerah.
Mereka sarasehan di Tanjungpinang bersembang sekaligus sumbang saran. Kabarnya desain dan konsep museum telah ada, begitu juga pendanaannya. Sarasehan kemarin menjadi ajang penguatan secara budaya dan historis. Pendeknya, menjadi cara mendapatkan legitimasi pintu masuk. “Ini kami lagi rapat dengan BRC (pengelola Lagoi),” jawab Juramadi Esram, Kepala Dinas Kebudayaan Kepri, soal itu.
Dia menyarankan detail lanjut ke pihak BRC. Abdul Wahab, Chief Operating Officer BRC belum dapat dikonfirmasi. Pesan ke WA belum terbalas. Namun, Buralimar Pemerhati Pariwisata Kepri mengapresiasi dan menyambut baik rencana itu. Dia mengaku hadir di sarasehan kemarin. Menurutnya, pengelolaan museum harus berkembang sesuai dengan tren terbaru.
“Nantinya museum bakal memotret dan menghadirkan informasi soal Melayu di seluruh dunia sekaligus menegaskan peran sentral Kepri sebagai pusat kebudayaan Melayu,” kata Buralimar merujuk Kesultanan Riau Lingga di masa lalu. Kata dia, sudah seharusnya pengelolaan museum nantinya menghadirkan sensasi baru bagi kepariwisataan. “Menjadi atraksi dan destinasi baru di Lagoi,” sebutnya.
Guntur Sakti, Kadispar Kepri belum dapat dimintai tanggapan terkait, meskipun dikabarkan ikut hadir di sarasehan. Tapi, di tangan dia, border tourism terus bergerak dinamis dengan memaksimalkan kolaborasi segitiga kawasan, alias Sijori. Khusus dengan Johor, kolaborasi berjalan kian kencang. Sekadar informasi, Kesultanan Johor masih berdzuriyat dengan Kesultanan Riau Lingga. (*)