Mon. May 20th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

Kisah Waroong Djawa Di Belanda Bikin Ngiler Raja Belgia, Kuliner Kapok Lombok!

2 min read

sambal jawa khas jawa timuran/foto via orami.co.id

angkaberita.id - Jauh sebelum Indonesia merdeka ternyata kuliner nusantara telah mendunia, terutama di Belanda. Terbukti, Raja Belgia penasaran dan ingin merasakan sendiri masakan Jawa di Belanda.

Seperti dilansir CNBC Indonesia, Raja Leopold III dan Ratu Astrid saat bertakhta 1934-1951 mencoba kuliner khas Jawa saat kunjungan ke Belanda. Saat itu, khususnya di Den Haag, sudah banyak restoran menjual masakan Jawa dengan menu beragam.

Restoran tadi biasanya didirikan para pelajar atau eksil politik Indonesia di sana. Sejarawan Fadly Rahman dalam bukunya Rasa Tanah Air (2023) menjelaskan, sejak akhir dekade 1920-an, kuliner Indonesia sudah mendapat tempat di lidah dan hati orang Eropa.

Lima restoran masakah Jawa terkenal di Belanda ialah Soeka Manah, Boeatan, J. Van Gemeert, Pak Bouman, dan Waroong Djawa. Nah, di restoran terakhir tadi Raja dan Permaisuri Kerajaan Belgia mencoba kuliner Jawa.

Dalam reportasenya, harian De Groundwet pada 30 April 1935 menulis Raja Leopold III dan Ratu Astrid menyempaykan diri makan ke Waroong Djawa. Raja datang bersama rombongan tanpa pengawalan. Dia ingin leluasan dan fokus menyantap masakan Jawa tadi.

Bukan tanpa sebab dia menyukai masakan Jawa. Sebab, dia ternyata pernah ke Indonesia. Singkatnya, terhidang di hadapan penguasa Belgia tadi nasi, ikan asin, sayur-sayuran, kerupuk udang, hingga sambal khas Jawa.

Sambal Jawa

Khusus menu terakhir, alias sambal, pasangan suami istri bangsawan sempalan Belanda tadi membuat tantangan: siapa berani makan sambal paling banyak, dialah pemenangnya. Seluruh anggota rombongan menerima tantangan sekaligus titah sang raja tadi.

Hasilnya, kecuali Ratu Astrid, seluruh rombongan gagal. Diam-diam sang permaisuri ternyata penikmat sambal. Bagi lidah orang Eropa terbilang pedas. Harian tadi menyebut hampir semua orang kepedasan.

"Sang Ratu akhirnya unggul dan para tamu lainnya berakhir dengan mulut setengah terbakar akibat terlalu banyak menyantap sambal," papar Rahman dalam karyanya menulis ulang laporan koran tadi.

Kehebohan tadi bukan pertama. Waroong Djawa juga sempat menghebohkan Paris di Prancis saat pameran internasional tahun 1931. Sebab, warung tadi mencuri perhatian ratusan ribu pengunjung pameran tadi. Total ada 200 ribuan pengunjung dari Prancis, Jerman, Inggris dan sebagainya datang menyantap masakah Jawa.

Nasi, sayur dan kerupuk udang serta sambal Jawa sukses memanjakan lidah mereka. Tak heran, kelezatan masakah Jawa tadi menjadi pemicu tumbuh ssuburnya restoran Jawa di Belanda di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

(*)

Bagikan