angkaberita.id – Ganti Kadinkes, Pemko Tanjungpinang gerak cepat menangani kasus stinting. Selama tiga hari, Senin-Rabu (4-6/3/2024) mereka membekali Tim Pendamping Keluarga Berisiko Stunting, alias Satgas Stunting.
Selain membekali kiat pendampingan, Dinkes juga menggeber mereka memaksimalkan penanganan calon pengantin lewat skema elsimil kelolaan BKKBN. Aplikasi tadi mencatat calon pengantin dan kesiapan mereka hamil
Sebanyak 243 anggota Satgas mendapatkan pelatihan, terbagi dalam 27 tim dan beranggotakan masing-masing sebanyak 3 orang. Terdiri bidan kelurahan, kader PKK dan Sub PPKBD. Rencananya Dinkes pembekalan selama tiga periode.
Angkatan pertama di Puskesmas Tanjungpinang, kedua dan ketiga di Kelurahan Melayu Kota Piring. Selain bekal pengetahuan, mereka juga mendapatkan teknik pendampingan ke keluarga berisiko stunting. Targetnya stunting di ibukota Kepri menurun.
"Penurunan angka stunting agenda prioritas Walikota, karenanya harus menjadi perhatian dan kita sukseskan bersama," tegas Rustam, Kepala Dinkes Tanjungpinang. Tahun 2022, berdasarkan SSGI, stunting Tanjungpinang sebesar 15,7 persen.
Sasara pendampingan mereka keluarga memiliki remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu habis persalinan, ibu memiliki bayi berusia 0-23 bulan dan balita 24-59 bulan. "Khususnya mereka yang miskin, berpendidikan rendah, (dan) kurang memiliki akses sanitasi dan air bersih," pesan Rustam, sarjana kesehatan masyarakat Universitas Indonesia.
Tahun 2024, tahun terakhir target stunting secara nasional sebesar 14 persen. Gubernur Ansar mendorong kepala daerah di Kepri, termasuk Tanjungpinang, mengejar target itu. Syukur-syukur dapat dana insentif fiskal miliaran rupiah. Kepri terhitung rendah kasus stunting di Sumatera. BKKBN juga telah mengubah kriteria anak stunting.
(*)