Singapura Ingin Teruskan Cerita Sukses Ekspor Ayam Bintan Ke Pinang
angkaberita.id – Kendati selalu menjadi investor terbesar di Kepri lewat Batam, Singapura terus menjajaki peluang kerjasama ekonomi. Terbaru, mereka juga mulai melirik Tanjungpinang menjadi lokasi ekspansi peluang investasi. Cerita sukses ekspor ayam hidup di Bintan baru-baru ini, menjadi bekal penjajakan peluang serupa di Bumi Gurindam.
“Ekspor ayam menjadi bukti nyata komitmen kerjasama ekonomi,” kata Bynes Liau, Wakil Konsul di Konjen Singapura di Batam kepada angkaberita, Selasa (19/12/2023) di Tanjungpinang. Sektor pangan, lanjut dia, terbuka lebar membuka peluang kerjasama ekonomi.
Begitu juga dengan peluang kerjasama investasi di sektor agribisnis dan agroindustri. Dua sektor tadi, kata dia, tengah menjadi perhatian pelaku usaha di Negeri Singa. Dia lantas mencontohkan rintisan usaha agribisnis di Batam, seperti sayuran hidroponik di Batam. Katanya, hasil panen mereka sebagian terserap ke pasar di Singapura.
Tak heran, baru-baru ini, dengan dukungan Konjen Singapura, puluhan pelaku usaha di sana turun ke Batam menjajaki kerjasama sektor itu. Bintan dan Tanjungpinang menjadi lokasi penjajakan setelah Rempang kini segera menjadi mesin ekonomi baru di Kepri. Selama hampir dua jam diskusi, Bynes menunjukkan hasrat melebarkan kerjasama ekonomi di Bintan-Pinang.
Energi Hijau
Selain sektor agribisnis dan agroindustri di Batam-Tanjungpinang, Bynes juga memaparkan prioritas kebijakan ekonomi di Singapura ke depan. Yakni, energi hijau. Dia lantas menyodorkan sejumlah kerjasama energi rintisan di Batam memanfaatkan energi baru terbarukan.
“It’s a frontier industry,” sebut dia merujuk sektor industri tengah naik daun beberapa tahun terakhir seiring isu ekonomi berkelanjutan dan isu perubahan iklim global. Karena terbilang baru. kata dia, peluang kerjasama ekonomi terbuka lebar. Apalagi, Singapura memang memerlukan ketersediaan pasokan, bukan hanya dari satu provider saja, tapi juga terdiversifikasi.
Isu ketahanan energi, lanjut dia, juga tengah menjadi prioritas mereka. Negara tetangga, khususnya Kepri dan Batan, menjadi pilihan serius mengembangkan dan penguatan kerjasama. Di Kepri, sejak tahun 2021 lalu, sejumlah kalangan telah meneken MoU kerjasama ekspor listrik hijau ke Singapura. Puncaknya, Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan meneken resmi kesepkatan ekspor tadi.
Selain PLN Batam, dengan konsorsium mitra strategis masing-masing, BP Batam juga ikut terlibat menggarap peluang penanaman modal paling menjadi buruan calon investor. Di Batam, bahkan PLN Batam telah selangkah lebih maju menjadi penyedia energi hijau bagi perusahaan dan atau penanaman modal asing berbasis PLTS.
PLN juga telah mendapat restu PT PLN (Persero) menjadi penyedia Renewable Energy Certificate (REC), tiket masuk ke gelanggang industri energi baru terbarukan di dunian internasional. Terkini, berdasarkan data PLN Batam, sejumlah perusahaan di Batam telah mengantre mendapatkan REC. PT McDermott Indonesia menjadi pertama penerima sekaligus pelanggan pertama energi hijau dari PLN Batam.
Sektor Pariwisata
Didampingi Staf Konjen, Ade Sri, Wakil Konjen Bynes juga gayeng saat membahas isu kebijakan sektor pariwisata di Kepri. Dia lantas menyebut soal tarif tiket feri dan kebijakan VoA menjadi perhatian. Jalan tengah kebijakan tengah ditunggu seluruh pemangku kepentingan, termasuk di Singapura.
Bahkan, dia melontarkan sejumlah gagasan mengurai persoalan harga tiket feri ke Singapura pergi pulang. “Sepertinya perlu dicoba kebijakan time limit price,” kata dia merujuk kebijakan harga tiket feri penopang industri pariwisata di Kepri, khususnya Batam dan Bintan. Kata dia, perlu dicoba kemungkinan penurunan harga tiket di hari biasa (weekday).
Sehingga arus penumpang tak menumpuk di akhir pekan saja (weekend). Gagasannya terlontar setelah berinteraksi dan mendengar dari sejumlah pemangku kepentingan terkait. Kendati banyak obrolan kemarin, seputar isu ekonomi. Tapi, Bynes juga terhitung penasaran dengan isu politik di Kepri, khususnya di Tanjungpinang. Sebab, menurutnya, urusan politik ada irisannya dengan kebijakan perekonomian, termasuk investasi.
“Tapi, siapapun, kami dalam posisi siap bekerjasama,” tegas dia. Khususnya penjajakan peluang kerjasama sama investasi di Bintan dan Tanjungpinang. Dia melihat, meskipun belum seperti Batam, keduanya perlu dikenali potensi ekonomi dapat dikerjasamakan. Konjen di Batam siap memfasilitasinya.
“Soal logistik menjadi perhatian,” sebut Bynes, jauh-jauh dari Batam menyempatkan diri bersembang dengan angkaberita, sembari merujuk skema value chain masih menjadi dalih investor Singapura belum ngebut investasi di Tanjungpinang. “Kebetulan ada urusan konsuler di Tanjungpinang, (jadi) sekalian jumpa dengan bapak,” kata dia membuka perbincangan penuh keakraban. (*)