Perundungan Anak Di Pinang Tinggi, Pemko Libatkan Babinsa-Babinkamtibmas Deteksi Dini

rapat evaluasi pencegahan kekerasan terhadap anak di tanjungpinang, senin (11/9/2023)/foto ist

Perundungan Anak Di Pinang Tinggi, Pemko Libatkan Babinsa-Babinkamtibmas Deteksi Dini

angkaberita.id - Demi memperkuat ikhtiar mencegah terjadi kasus kekerasan terhadap anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3APM) Tanjungpinang menggandeng Babinsa dan Babinkamtibmas bersama-sama terlibat deteksi dini di warga.

Ikhtiar tadi terungkap saat rapat evaluasi penyelenggaraan kota layan anak di Pemko, Senin (11/9/2023). Sekda Zul Hidayat memimpin rapat bersama pemangku kepentingan di Tanjungppinang. Hadir Kepala Kemenag Ahmad Husin, Kepala BNN Kombes Heryanto dan perwakilan PN Tanjungpinang.

Hadir juga perwakilan Polres Tanjungpinang dan Danramil di Pinang, serta para Babinda dan Babinkamtibmas dan peserta rapat lainnya. Total, lebih kurang 100 undangan hadir meriung di Aula Raja Hamidah, Lantai 3 Kantor Walikota di Senggarang.

Sekda menekankan tiga prioritas penanganan kasus kekerasan terhadap anak. Seperti, pertama, pentingnya koordinasi dengan menunjuk kontak person penguatan data dan pelaporan. Kedua, perlunya inovasi di setiap OPD dalam pemenuhan hak anak sesuai tupoksi masing-masing.

Sekolah Ramah Anak

Ketiga, pelibatan Babinsa dan Babinkamtibmas lebih masif dalam sosialisasi, edukasi dan deteksi dini kasus kekerasan anak di setiap kelurahan. "(Fokus) pencegahan kekerasan terhadap anak," kata Zul Hidayat sembari menyebut kasus perundungan anak masih cukup tinggi di Tanjungpinang,

Kepada peserta rapat, Sekda juga mengapresiasi terus menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan usia anak di Tanjungpinang, khususnya selama tiga tahun terakhir. Kepala Kemenag Husin menyampaikan pihaknya terus mengkampanyekan pencegahan pernikahan usia anak.

Bersama dengan Disdik, pihaknya juga berkomitemen menggeber sekolah ramah anak di jenjang PAUD hingga MTs. Seperti diketahui, hingga Juli, kasus perundungan terhadap anak tak kunjung menurun, terutama kekerasan fisik dan psikis. Bahkan, Juli kemarin mencatakan kasus tertinggi sejak Januari 2023.

(*)

Bagikan