Rehab SMKN 1 Pinang Perlu Rp 40 Miliar, Selangkah Lagi Terealisasi Berkat Cen
angkaberita.id - Setelah Cen Sui Lan, Jubir Kepri di DPR, turun melihat kondisi SMKN 1 Tanjungpinang, terutama sejumlah ruang kelas, Kementerian PUPR segera merehab sekolah unggulan di ibukota Kepri itu.
Hitungan BP2W Kepri diperlukan anggaran Rp 40 miliar merevitalisasi SMKN 1, sekolah asal sejumlah legislator DPRD Tanjungpinang sekarang. Fasri Bachmid, Kepala BP2W Kepri telah melaporkankannya ke Cen, Jumat (16/6/2023).
Saat turun ke SMKN 1, Jumat pekan lalu, Cen memang mengajak Fasri Bachmid agar melihat dan menghitung langsung keperluan anggaran revitalisasi. Ikut mendampingi Cen, Rudy Chua legislator DPRD Kepri, dan Delisbeth Kepala SMKN 1.
Cen, anggota Komisi V DPR, gerak cepat mengecek sekolah demi memastikan usulan revitalisasi sekolah tadi segera masuk ke anggaran tahun 2023. Kepada BP2W, Cen juga meminta mereka segera menyiapkan DED-nya.
"Saya dapat perintaah langsung Bu Diana Dirjen Cipta Karya agar mendampingi Bu Cen Sui Lan ke SMKN 1 Tanjungpinang, dan segera menyelesaikan proses untuk masuk ke anggarannya. Kalau kebijakan anggaran, kita serahkan ke Bu Cen," beber Fasri.
Ruang Kelas Rusak
Sebelum Cen turun, BP2W Kepri telah menurunkan tim konsultan menghitung dan menyurvei kebutuhan sarpras di sekolah tadi. "Pokoknya kalau sudah ditinjau dan dikunjungi Bu Cen Sui Lan, segera dibicarakan dalam raker bersama Menteri PUPR," kata Bachmid.
Cen mengaku dia kembali ke SMKN 1 Tanjungpinang guan memastikan berapa anggraran keperluan revitalisasi sekolah tadi. "Perkiraan sementara Rp 40 miliar," kata Cen, anggota Fraksi Golkar di DPR.
Sebelumnya Cen meminta segera dibangun penambahan 17 ruang kelas baru SMKN 1 Tanjungpinang karena kondisinya mendesak. Cen menegaskannya ke Dinas Kusumastuti, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, saat rapat Komisi V DPR dengan Kementerian PUPR, Selasa (13/6/2023).
Cen mengatakan, usulan ruang kelas SMKN tadi hasil reses ke Tanjungpinang akhir Mei 2023. Dia mengusulkan perbaikan lantaran kondisi 17 ruang kelas parah. Padahal diperlukan 52 kelas di sekolah itu, menampung 1.800 siswa-siswi.
Dengan 17 rusak, kini praktis hanya terpakai 35 kelas. Sehingga kegiatan belajar mengajar tak nyaman. Pelajar di sekolah harus berpindah-pindah kelas. "Dari pihak sekolah tak ada solusi. Menunggu DAK enggak dapat. Anak-anak itu sangat miris sekali keadaannya," kata Cen.
(*)