Dialog Kebudayaan Di Batam, Prof Yusmar Blak-blakan Soal Politik Identitas

prof. yusmar (rambut beruban) duduk berdampingan dengan uba ingan sigalingging, anggota dprd kepri saat dialog kebudayaan di batam, kamis (15/6/2023)/foto via kabarbatam.com

Dialog Kebudayaan Di Batam, Prof Yusmar Blak-blakan Soal Politik Identitas

angkaberita.id - Dialog kebudayaan bertema "Kebudayaan dan Identitas" di Bandoeng Resto, Batam, Kamis (15/6/2023) malam, berlangsung seru. Kursi di acara penuh terisi warga berbagai kalangan menyimak paparan Prof. Yusmar Yusuf, budayawan sekaligus guru besar UNRI.

Dialog kian gayeng setelah Samson Rambah Pasir membacakan puisi Sutardji Calzoum Bachri, termasuk puisi "Melayu Merdeka". Hadir juga sejumlah politisi di DPRD Kepri, termasuk Uba Ingan Sigalingging empunya acara. Gubernur Ansar Ahmad diwakili Juramadi Esram, Kepala Dinas Kebudayaan.

Kata Yusmar, politik identitas suatu keniscayaan. Namun, politisasi identitas haram hukumnya. Sebab, tak satupun orang di Tanah Air, termasuk di Kepri, meminta dilahirkan sebagai orang Melayu, Jawa, Bugis, Minang, Tionghoa dan sebagainya.

Karenanya, mereka berhak berkembang dan mengembangkan kebudayannya, termasuk di Kepri, negeri Melayu. Yusmar juga blak-blakan soal politik identitas. Kepri disebutnya, juga lahir berkat sentimen politik identitas. Yakni, identitas warga Jawa, Melayu, Batak, Tionghoa, dan lainnya di Kepulauan Riau.

Agung Widjaja, Ketua LSM Gebrak berterima kasih dengan antuasiame warga Batam menikmati dialog kebudayaan dengan moderator Pieter P. Pureklolong. "Tema ini menarik untuk kita angkat, agar dapat menambah khazanah berpikir kita tentang kebudayaan dan identitas di tengah peradaban manusia saat ini," kata dia.

(*)

Bagikan