Urusan Investasi, Kepri Masih (Sekali Lagi) Kalah Dari Riau
angkaberita.id - Kendati Gubernur Ansar dan Walikota HM Rudi sepakat bikin kondusif iklim investasi di Kepri, terutama di Batam. Namun, hingga kuartal I 2023, Kepri ternyata masih terlempar dari lima besar klasemen provinsi target investor di Tanah Air.
Sulawesi Tengah dan Jawa Barat masih menjadi tujuan pemodal, masing-masing PMA dan PMDN, berinvestasi. Berdasarkan data Kementerian Investasi, seperti dikutip Katadata, Sabtu (28/4/2023), realisasi PMA di Sulteng mencapi 1,9 miliar dolar AS.
Sedangkan Jawa Barat membukukan realisasi PMDN senilai Rp 21,9 triliun. "Sebaran investasi ke luar Jawa terlihat di sini. Sulawasi Tengah tertinggi dan Riau masuk dalam 5 besar lokasi PMA, kemudian di peringkat 5 besar lokasi PMDN ada Kalimantan Timur dan Riau," beber Balil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Jumat (27/4/2023).
Bahlil menambahkan, kementerian berusaha menghadirkan kawasan-kawasan ekonomi baru, dengan mendistribisukan investasi secara berimbang antara Jawa dan luar Jawa. Data Kementerian, selama 11 triwulan terakhir, realisasi investasi keduanya kian berimbang.
Dia lantas menyodorkan data, sejak merdeka hingga kuartal III 2020, Jawa mendominasi realisasi investasi. Namun, sejak 2020 hingga sekarang, investasi di luar Jawa terus meningkat. Hingga triwulan I 2023, realisasi investasi Rp 328,9 triliun, luar Jawa berkontribusi sebesar Rp 172,9 triliun atau 52,6 persen.
Atau meningkat 16,3 persen dibanding periode sama tahun 2022. Dominannya investasi ke luar Jawa, kata Bahlil, lantaran biaya tenaga kerja jauh lebih murah. Kemudian infrastruktur kian membaik sehingga arus logistik dan bahan baku melimpah.
Kata Bahlil, capaian triwulan 2023 tadi baru 23,5 persen target realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp 1.400 triliun. Kabar baiknya, nilai investasi tadi setara dengan 384.892 orang serapan tenaga kerja. Dengan bekal itu, Bahlil mengklaim ekonomi Indonesia dapat mampu tumbuh di level 5 persen.
Kondisi Kepri
Kepri, dengan Batam menjadi jantungnya, baru-baru ini hanyut dalam eforia Tommy Winata lewat Artha Graha Group hendak mencarikan investasi senilai ratusan triliun dengan konsesi lahan di Rempang Batam. Jauh sebelum itu, Gubernur Kepri juga berkoar-koar megaproyek Jembatan Batam-Bintan sudah dekat panggang dari api lewat skema utangan asing.
Meskipun belum mendongkrak investasi di Kepri, sejumlah proyek terealisasi di Batam. Seperti revitalisasi Bandara Hang Nadim dan kesepakatan ekspor listrik ke Singapura. Proyek pertama tengah proses eksekusi sebagai bagian pengembangan KEK Hang Nadim, dan proyek kedua kemungkinan baru benar-benar ekspor setrum ke Negeri Singa setelah tahun 2030.
Dengan sejumlah KEK tersebar di Batam, Bintan dan Karimun, Kepri diharapkan menjadi jantung ekonomi di Tanah Air, seperti di era 1990-an. Namun, baru KEK Bintan dengan smelter PT BAI dan KEK Batam di Hang Nadim dan Nongsa berjalan, dengan plus minusnya.
Padahal pemerintah berharap KEK di Tanah Air dapat meningkatkan realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp 61,9 triliun, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 78.774 orang sekaligus eksekusi komitmen investasi Rp 214 triliun.
(*)