angkaberita.id

Tommy Winata Masuk Ke Rempang Batam, Berkah Bagi Pemain Pasir Kuarsa Di Kepri?

ilsutasi pertambangan pasir kuarsa bahan baku pembuatan kaca, termasuk panel surya bagi plts

Tommy Winata Masuk Ke Rempang Batam, Berkah Bagi Pemain Pasir Kuarsa Di Kepri?

angkaberita.id - Tommy Winata, bos Grup Artha Graha, lewat PT Makmur Elok Graha (MEG) bakal menggarap Rempang di Batam dengan investasi senilai Rp 381 triliun selama 80 tahun konsesi. Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan pengembangan nantinya tak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tapi juga berkelanjutan secara lingkungan.

Pendeknya, pengembangan berbasis energi baru terbarukan (EBT), terutama PLTS. Kabar gembira bagi pemain pasir kuarsa di Kepri? Kepri, khususnya Batam, bakal menjadi konsetrasi industri energi baru terbarukan di Tanah Air. Pintu pembukanya restu PM Singapura, Lee Hsien Loong membuka keran impor listrik hijau dari Kepri, istilahnya cross border electricity trading saat retreats leader dengan Presiden Jokowi di Singapura, baru-baru ini.

BP Batam dan PLN Batam, dengan mitra strategis masing-masing, telah meneken MoU pengembangan PLTS di sejumlah kawasan di Batam. Bahkan, Pemprov Kepri juga menggelar karpet merah bagi investasi serupa di Karimun. Namun, Kemenko Marinves memastikan ekspor baru akan dimulai tahun 2030 sesuai skenario PLN.

Sebab, pemerintah perlu mempersiapkan industri pendukung PLTS, terutama panel surya. Investor China disebut-sebut bakal masuk mempersiapkan itu, dengan berinvestasi membangun pabrik panel surya terbesar di Tanah Air. Kini, masih terbatas, menggarap panel surya di Bangka Belitung, surga pasir kuarsa di Tanah Air. China merupakan pemain besar panel surya di dunia.

Restu Menko Airlangga Hartarto ke Tommy Winata menggarap Pulau Rempang, dengan dukungan BP Batam dan Pemko Batam, agaknya tak jauh-jauh dari ikhtiar menjadikan Kepri lumbung industri energi baru dan terbarukan di Tanah Air.

Sebagai bukti, Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengaku pengembangan Rempang nantinya dibantu konsultan dari Shenzen, dan telah ada investor bersiap bangun pabrik kaca terbesar di Pulau Rempang. Boleh jadi, pabrik kaca dimaksud ialah panel surya, komponen vital pengembangan PLTS.

Industri vital lainnya baterai penyimpan energi dari PLTS. Nah, jika skenario tadi terealisasi sesuai jadwal, untuk sebagian, bukan hanya berkah bagi perekonomian di Kepri, tapi juga industri pasir kuarsa di Kepri. Apalagi di Natuna, sebelumnya juga telah masuk investor serupa.

Dibanding sektor kelautan lainnya, industri pasir kuarsa terhitung masuk akal sebagai pintu Kepri mengeruk PAD dari Laut setelah gagal di labuh jangkar. Sektor pertambangan juga terhitung lebih cepat balik modal dibanding sektor industri kelautan lainnya. Dan, sejak lama pasir di Kepri, termasuk pasir laut, juga digadang-gadang menopang perekonomian Kepri, dengan plus minusnya.

(*)

Bagikan
Exit mobile version