Buntut Kasus Kapal Pekerja Ilegal Tenggelam Di Johor, Menko Mahfud Endus Sesuatu Di Batam?
angkaberita.id - Setelah menggebrak DPR, Menkopolhukam Mahfud MD disebut-sebut segera ke Batam mengecek laporan dugaan penenggelaman kapal penyelundup pekerja migran ilegal ke Malaysia. Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) telah melaporkan investagasi mereka ke Kemenko.
Mahfud juga mengamini dugaan seperti itu. Katanya, modus penenggelaman kapal penyelundup pekerja migran demi mengelabui patroli tapal batas bukan ikhwal baru. Bahkan, kata Mahfud, modus tadi banyak terjadi. "Bisa jadi, banyak terjadi seperti itu," kata Mahfud seperti dikutip detikcom, Sabtu (1/4/2023).
Menko berpendapat, perdagangan manusia tindak kejahatan. Kasus kapal penyelundup pekerja migran ditenggelamkan, dan pekerja migran dibuang ke laut banyak terjadi. "Tindak pidana jahat, ornag dikirim ke luar negeri dijadikan budak lalu ditenggelamkan," beber Mahfud.
Di Tanah Air, berkaca pada sejumlah kejadian, Mahfud menilai telah mulai meniru modus tadi. Pekan depan, dia berjanji akan turun memantau lokasi-lokasi laporan dari BP2MI. Sebelumnya Kepala BP2Mi, Benny Rhamdani menyoroti kasus PMI ilegal di sejumlah pelabuhan internasional di Batam.
Benny mengemukakan temuan itu saat bertemua Irjen Tabana Bangun, Kapolda Kepri, dan Romo Paschal, pegiat PMI saat ke Batam. Kata dia, pelabuhan di Batam seperti tak tersentuh. Benny menyebut dua pelabuhan internasional. Indikasinya, pos pengawasan BP2MI kena geser pengelola pelabuhan.
Sehingga, klaim Benny, pihaknya kian kesulitan mengawasi orang PMI ilegal di luar negeri. Dia lantas mengemukan temuan investigasi kecelakaan kapal berpenumpang PMI ilegal ke Johor Baru, akhir tahun 2021. "Hasil investigasi, dimungkinkan ada indikasi kesengajaan (penggelaman kapal)," beber Benny.
Kata dia, penenggelaman guna mengeceoh aparat di Malaysia dan Tanah Air. Semisal berangkat empat perahu, satu ditenggelamkan guna mengelabui aparat perbatasan agar tiga kapal lainnya lolos dari pantauan petugas.
(*)