Anies Melawan Misteri Tiga Angka, Kenapa?
angkaberita.id - Anies Baswedan, capres usungan Nasdem mendaku memiliki tiga kriteria pendampingnya kelak ke Pilpres 2024. Dua nama santer dijodohkan ke dia, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ahmad Heryawan (Aher).
AHY dan Aher, masing-masing, mewakili Demokrat dan PKS. Demokrat dan PKS disebut-sebut calon kuat koalisi Nasdem ke Pilpres 2024. Kabarnya, 10 November mendatang, ketiganya bakal mendeklarasikan koalisi meskipun belakangan hanya Nasdem ngotot.
Nama Aher menguat belakangan di PKS, begitu juga AHY jauh hari telah digadang-gadang Demokrat. Aher-AHY, siapa jadi? Kepada media, Anies mengungkapkan tiga kriteria pendampingnya. Yakni:
(1) Memberikan kontribusi kemenangan
(2) Membantu memperkuat koalisi dan stabilisasi koalisi
(3) Membantu dalam pemerintahan efektif
Anies mengaku belum menemukan figur dimaksud, meskipun PKS dan Demokrat kian mantap menyorongkan Aher dan AHY. Lewat AHY, sang Ketum saat Rapimnas, Demokrat melontarkan tiga kriteria Capres-Cawapres dukungan mereka. Yakni:
(1) Memiliki elektabilitas tinggi
(2) Mendapat dukungan kuat rakyat
(3) Memiliki integritas dan kapasitas
Tak mau kalah, meskipun mengklaim dapat menerima nama di luar kader sebagai Cawapres Anies nantinya, PKS menyodorkan tiga kriteria calon dimaksud. Yakni:
(1) Capacity To Win, alias paling potensial menang
(2) Capacity To Govern, atau paling memimpin dan saling melengkapi
(3) Capacity To Unite, simpelnya paling mampu mempersatukan tim (koalisi) dan bangsa.
Sedangkan Nasdem sendiri, untuk sebagian, memiliki pilihan nama cawapres mereka. Nama Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim, dan Jenderal Andika Perkasa, Panglima TNI, masuk dalam radar mereka. Anies sendiri dikabarkan sempat bertemu Andika.
Misteri Tiga
Kendati elite ketiga parpol calon koalisi pengusung Anies, yakni Nasdem dan PKS serta Demokrat, mengklaim solid dan kian menemukan titik temu berkoalisi. Namun, di mata pengamat, peluang Anies maju ke Pilpres tak sepenuhnya terbuka lebar. Apalagi, belakangan, Surya Paloh sang Ketum Nasdem terlihat pasrah dengan pilihannya.
Analis Politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin memprediksi terdapat tiga kendala besar Anies melangkah ke Pilpres. Yakni:
(1) Koalisi parpol pengusung capres-cawapres. Parpol pengusung syarat mutlak dan pokok harus terpenuhi dengan presidential threshold 20 persen kursi DPR. Sedangkan Anies, meskipun dicalokan Nasdem, bukan kader parpol manapun.
"Syarat parpol pengusung ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena persyaratan itu pokok. Jika tak dapat partai, sulit juga jadi capres," kata Ujang.
(2) Konsistensi menjaga elektabilitas tetap di tiga besar. Dalam sejumlah jajak pendapat, Anies selalu masuk tiga besar bersama Ganjar dan Prabowo Subianto.
"Ada jeda waktu dua tahun menuju Pilpres 2024. Ini juga tantangan bagi Anies karena tak punya jabatan (setelah lengser dari Gubernur DKI Jakarta)," tegas Ujang.
(3) Kekuatan logistik dalam rangka membiayai kerja-kerja politik demi meraih kemenangan. Sedangkan kerja-kerja politik juga membutuhkan sumber daya. Anies dan koalisi pengusungnya harus menuntaskan dulu tantangan itu.
"Kombinasi dukungan relawan dengan dukungan partai, elektabilitas tinggi, dan kekuatan logistik ini yang mesti diperhatikan Anies, jika dia ingin benar-benar jadi capres," kata Ujang.
Jika koalisi ketiga parpol pengusung Anies solid seperti diklaim elite mereka di depan media, peluang Anies ke Pilpres terbuka lebar. Sebaliknya, jika tak terjadi titik temu soal pendamping, ketiganya hanya tak ubahnya sedang membangun istana pasir.
(*)