Jadwal Pemilu 2024, Justru Muluskan Peluang Agus-Bobby Ke Pilwako Pinang?
angkaberita.id - Kalau dulu di Tanjungpinang, ada kontestan kalah Pilkada kemudian menang Pileg 2019. Maka, kondisi serupa juga dimungkinkan terjadi lagi di Pemilu 2024. Bedanya, menang Pileg kemudian menjajal garis tangan di Pilkada. Sebab, KPU bersama pemerintah dan DPR memutuskan Pilkada setelah Pileg.
Pileg, termasuk Pilpres, dijadwalkan 14 Februari 2024, dan Pilkada 27 November 2024. Sehingga, secara teori, politisi kalah atau menang di Pileg masih dapat mencoba nasib politik ke Pilkada. Selebihnya proses politik dan garis tangan. Keputusan itu, kini tengah dimatangkan Peraturan KPU-nya, juga berlaku bagi Capres dan Cawapres.
Dengan skenario serupa, mereka kandas di Pilpres dapat mencoba peruntungan ke Pilkada, termasuk lewat jalur independen. "Tak ada aturan yang melarang bekas Capres/Cawapres gagal terpilih pada Pilpres, untuk maju dalam pencalonan kepala daerah," kata Wakil Ketua Komisi II DPR, Luqman Hakim, seperti dilansir detikcom, Selasa (25/1/2022).
Skenario itu, untuk sebagian, besar kemungkinannya. Sebab, dengan jeda sembilan bulan antara Pilpres dan Pilkada, jadwal dan tahapan mereka tidak berbenturan. Berdasarkan sumulasi tahapan KPU, penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional pada 27 Juni-14 Juli 2024.
Sedangkan pendaftaran Paslon kepala daerah, dengan asumsi 27 November 2024, dilaksanakan pada 28 Agustus-21 September 2024. "Tidak ada irisan antara penetapan hasil Pemilu 2024 (termasuk penetapan pasangan Capres/Cawapres terpilih) dengan masa pendaftaran Paslon Pilkada 2024," kata Pramono Ubaid Tanthowi, Komisioner KPU RI, Rabu (26/1/2022).
Terpenting, menurut Pramono, tak ada perundangan atau peraturan KPU melarang skenario itu. "Dari sisi aturan, tidak ada UU atau peraturan KPU mengatur atau melarang. Jadi peluang tetap terbuka," sebut Pramono.
Pilkada Tanjungpinang
Bagaimana di Tanjungpinang? Secara politik, untuk sebagian, kondisi justru skenario terbalik. Calon potensial Pilkada justru terlihat dari hasil Pileg di Fabruari 2024. Dengan masa jabatan Walikota Rahma-Wakil Walikota Endang berakhir pada 2023, hajatan Pilkada di Tanjungpinang menarik dicermati dengan "kacamata" Pileg duluan dibanding Pilkada.
Sehingga, sebagian kader parpol di Bumi Gurindam, calon potensial bukan mustahil dapat dilihat, dan/atau, akan mengetes elektabilitasnya lewat Pileg, baik DPRD Kepri maupun DPRD Tanjungpinang. Jika percaya diri, kursi DPRD mereka lepas demi menjajal Pilkada. Nama potensial, untuk sebagian, dengan merujuk skenaruo itu menjadi banyak.
Bukan cuma Ade Angga, Rahma, Ismiyati, atau Lis Darmansyah. Namun, bisa jadi, juga Darma Setiawan, Bobby Djajanto, Agus Wibowo, bahkan Sarafudin Aluan. Nama terakhir politisi PPP dan staf khusus Gubernur Ansar Ahmad. Khusus Ade Angga, Ansar Ketua Dewan Pembina Golkar Kepri, jauh hari telah men-endorse.
Peluang Darma, Bobby dan Agus bukannya kecil. Sebaliknya, dengan skenario Pileg mendahului Pilkada, peluang dan kesempatan mereka justru lebih besar. Apalagi, ketiganya juga bukan politisi kemarin sore. Darma, anggota DPD dari Kepri dan orang dekat Asman Abnur, anggota DPR asal Kepri. PAN diyakini akan mengekor ke Darma, mantan nahkoda mereka di Tanjungpinang.
Begitu juga Bobby, berstatus satu dari lima Jubir Pinang di DPRD Kepri, torehan suara dirinya saat Pileg 2019 dapat menjadi modal awal, dan Pileg 2024 menjadi kesempatan menghitung ulang modal tambahan, sebelum memutuskan maju ke Pilkada Tanjungpinang. Dengan status Ketua Nasdem Tanjungpinang, posisinya satu langkah di depan kader Nasdem potensial lainnya.
Pun, Agus Wibowo, sukses Euis sang istri meraih kursi DPRD Kepri dari Tanjungpinang sebagai pendatang baru sesungguhnya bukti "bertaji"-nya dia secara politik. Demokrat, meskipun kini di tangan Asnah, diyakini akan lebih pragmatis melihat konstelasi Pilkada di Tanjungpinang. Apalagi, Agus juga terhitung lebih lengkap modal politiknya.
Elektabilitas, dengan bukti Demokrat mayoritas di Bintan. Kompetensi, dengan kesuksesan memenangkan sang istri duduk ke DPRD Kepri, bersaing dengan Bobby Djajanto, Rudy Chua, Teddy Jun Askara dan Lis Darmansyah.
Dengan jejak politik itu, Demokrat tak mudah menolaknya, jika memang dia akhirnya maju ke Pilkada Tanjungpinang. Meskipun, terbukti atau tidaknya skenario itu, publik baru akan melihat seusai Pileg 2024 mendatang.
(*)