Travel Bubble Kosong: Wagub Bali Dukung Diskon Karantina Asita, Gubernur Ansar?
angkaberita.id - Kepri dan Bali benar-benar beda cara merespon travel bubble. Gubernur Ansar meminta Asita Kepri lebih inovatif mendukung kepariwisataan di Bumi Segantang Lada, Wagub Bali justru mendorong usulan karantina tiga hari wisman dari Asita setempat.
"Kita semua berharap seperti itu, tentu pusat punya pertimbangan-pertimbangan lain yang kita harus ikuti. Karena kompetitor kita di luar, ada zero karantina. Ini jadi pertimbangan kita ke depan," kata Wagub Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, seperti dilansir merdeka.com, Senin (1/11/2021).
Cok Ace mengaku kerap menyuarakan usulan itu, dalam berbagai kesempatan ke pusat, melalui webinar atau seminar secara daring. Thailand dengan Phuket Sandbox menjadi kekhawatirannya. Apalagi per 1 November, Negeri Gajah Putih resmi membuka 10 provinsi bagi wisman telah vaksinasi lengkap.
"Bagaimana, negara-negara lain seperti Thailand dengan Phuket-nya itu zero karantina, dan itu menjadi saingan berat, di kita, sudah kita sampai," sebut Cok Ace. Pemerintah pusat bergeming. Mereka berkilah tengah mengevaluasi karena adanya varian baru COVID-19 masuk ke Tanah Air.
Langkah pusat membuka travel bubble dengan syarat ketat, untuk sebagian, mengantisipasi risiko ledakan kasus baru. Sebagi bukti, Kemenhub meminta TNI-Polri mengawasi wisman nanti setibanya di Bali.
Kemendagri juga bergeming dengan kebijakan PCR Test pengguna transportasi udara. Sebab, dengan akurasi PCR Test, justru diperlukan saat kasus melandai, dan penerbangan sudah diperbolehkan terisi kapasitas 100 persen.
Beda di saat kasus tinggi, kewajiban Rapid Antigen sebagai upaya deteksi cepat dan lokalisasi suspect. Sebagai kompromi, pemerintah telah turunkan biaya PCR Test menjadi Rp 275 ribu di Jawa-Bali dan Rp 300 ribu di luar Jawa-Bali. Sanksi pencabutan izin Faskes menunggu mereka bandel dan nekat melanggar, termasuk di Kepri.
Kepri sendiri, seperti diakui Buralimar Kadispar, mengusulkan tiadanya kewajiban karantina selama travel bubble. Setelah mentok, sebagai alternatif, Kepri menawarkan karantina wilayah alias wisman hanya bisa keluyuran dalam areal travel bubble, yakni Lagoi dan Nongsa. Mengantisipasi merembesnya mereka, Buralimar mengandalkan Blue Pass.
Selebihnya tak terdengar usulan lain, Kepri hanya berharap Singapura mengizinkan warga mereka boleh plesiran ke Kepri. "Singapura belum buka. Gimana dan siapa (wisman) nak masuk," keluh Buralimar, Minggu (31/10/2021).
Sektor pariwisata, diakui Gubernur Ansar, menjadi satu dari sedikit penopang ekonomi di Kepri. Saat pandemi COVID-19, konsekuensinya seperti Bali, meskipun telah 14 hari travel bubble Kepri masih kosong kunjungan, alias belum ada wisman berani menjajal syarat karantina dan memiliki asuransi senilai minimal Rp 1 miliar selama plesiran ke Kepri.
(*)