Mengintip Harta Karun Di Kepri, Enam Perusahaan Dapat Izin Berburu!

pt bintan alumina indonesia (bai) di kawasan ekonomi khusus (kek) galang batang di bintan. smelter pertama di kepri ini resmi beroperasi tahun 2021, sehingga secara nasional terdapat tiga smelter, dua lainnya di kalimantan barat/foto via hariankepri.com

Mengintip Harta Karun Di Kepri, Enam Perusahaan Dapat Izin Berburu!

angkaberita.id - Presiden Jokowi kembali memerintahkan BUMN dan swasta menggeber hilirisasi komoditas tambang unggulan di Tanah Air. Bukan hanya banyak cadangan, namun juga menjadi buruan industri masa depan dunia. Seperti tembaga, timah dan bauksit. Komoditas terakhir banyak diperlukan bagi industri mobil listrik, Kepri terhitung daerah produsen.

Bauksit bahan baku alumina, ujung olahan alumina ialah logam aluminium. Selain komponen atau material konstruksi, aluminium juga banyak diperlukan industri peralatan mesin, kelistrikan, kemasan, barang tahan lama, dan industri mobil listrik. Perut bumi di Tanah Air mencatat kandungan bauksit terbanyak ke-6 di dunia.

Jika ekspor dalam bentuk produk, dibanding konsentrat, tentu nilai tambahnya berkali lipat. Berdasarkan data Booklet Bauksit 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengolah data USGS Januari 2020, jumlah cadangan bauksit Indonesia mencapai 1,2 miliar ton atau 4 persen cadangan bijih bauksit dunia, sebesar 30,39 miliar ton.

Lima negara pemilih cadangan bauksit terbesar di dunia, ialah Guinea sebanyak 24 persen. Australia 20 persen, Vietnam 12 persen, Brazil 9 persen, dan Jamaika 7 persen. Sedangkan di Tanah Air, seperti tulis CNBC Indonesia mengutip data Kementerian ESDM, sebanyak 1,7 miliar ton bijih terukur bauksit.

Lalu logam bauksit sebanyak 640 juta ton. Sedangkan SDA terbukti bijih bauksit 821 juta ton dan logam bauksit 299 juta ton. Jumlah itu belum termasuk cadangan hipotetik, tereka, dan tertunjuk. Begitupun dengan cadangan, belum termasuk cadangan terkira. "Indonesia memiliki cadangan bauksit nomor 6 terbesar di dunia," tulis Booklet Bauksit 2020 terbitan Kementerian ESDM.

Direktur Pembinaan Program Minerba Ditjen Minerba, Sunindyo Suryo mengklaim cadangan bijih bauksit di Tanah Air, setara penambangan 78 tahun. Peningkatan cadangan ini akan dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan verifikasi data dan sumber daya dan cadangan. "Peningkatan kegiatan eksplorasi bijih bauksit diperlukan karena umur cadangan berkisar 78 tahun," kata Suryo, dengan catatan laju konsumsi bijih kering 36,9 juta ton per tahun.

Dia mengungkapkan, kini baru dua pabrik pengolahan (smelter) bauksit menjadi aluminan telah beroperasi, belum termasuk di Bintan, dengan kapasitas olah bijih bauksit 4,564 juta ton. Pemerintah dikabarkan tengah membangun 12 smelter baru. Jika tuntas, kapasitas olah nantinya 35 juta ton per tahun.

Kepri, untuk sebagian, terhitung tak sedikit cadangan bauksit di Sumatera. Bahkan, tahun 2018 berdasarkan data BPS, sektor pertambangan bauksit sebelum moratorium, menjadi penopang PDRB di Kepri. Dulu PT Aneka Tambang, juga aktif menambang di Kepri, khususnya di Bintan. Data Kementerian ESDM, belasan perusahaan mengantongi IUP bauksit di Kepri, dengan status operasi produksi. (*)

Bagikan