COVID-19 Bikin ‘Subur’ Penduduk Kepri, Perempuan Tembus Sejuta Jiwa!
angkaberita.id - Beredar rumor vaksinasi mengakibatkan pria mandul. Belakangan kabar itu terbukti hoaks seiring terbitnya sejumlah bantahan berdasarkan hasil kajian riset. Sebaliknya, pandemi justru mendorong pertambahan penduduk, termasuk di Kepri. Benarkah?
Seperti diketahui, Dinas PMK Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kepri bersama BPS Kepri baru-baru ini merilis data terbaru pertambahan penduduk di Bumi Segantang Lada. Berdasarkan data, per 30 Juni 2021, jumlah penduduk Kepri tercatat sebanyak 2.055.278 jiwa. Atau, bertambah 22.099 jiwa dibanding Desember 2020 sebanyak 2.033.179.
Kendati tak setinggi periode sama tahun 2020, kenaikan itu terhitung mengejutkan. Apalagi, untuk sebagian, kenaikan kabarnya dipicu kenaikan jumlah kelahiran. Selain jumlah kelahiran, pertambahan penduduk disumbang kedatangan penduduk alias perpindahan penduduk. Dinas PMD Kependudukan Dan Pencatatan Sipil tak membenarkan kabar itu, meskipun juga tak menampiknya.
"Infonya, lebih banyak kelahiran dibanding kedatangan dalam pertambahan (penduduk) itu," kata Sardison, Kepala Dinas PMD Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, sembari berdalih pihaknya tengah menyisir detailnya. Senada Abas, Kabid Kependudukan Dinas PMD Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kepri.
"Kita masih sisir lagi datanya," kelit Abas, belum lama ini. Jika terkonfirmasi nantinya, itu seperti menegaskan fenomena demografi di Tanah Air selama pandemi COVID-19. Pembatasan aktivitas sosial selama pandemi memaksa warga terkurung di rumah. Sehingga intensitas dengan pasangan kian maksimal.
Terpisah, BKKBN mengonfirmasi kondisi seperti itu. Berdasarkan data, selama pandemi 2020, angka kelahiran di Tanah Air meningkat 10 persen. Sebagian akibat berhentinya sejumlah akseptor KB akibat pembatasan kegiahatan sosial. Sehingga mereka enggan atau takut datang ke fasilitas kesehatan memperbarui kontrasepsi.
Mengantisipasi potensi ledakan itu, BKKBN selama pandemi akhirnya menyalurkan alat kontrasepsi akseptor KB rumah ke rumah. "Seperti layanan kontrasepsi bagi satu juta akseptor dari rumah ke rumah di seluruh Indonesia,” kata Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN, saat itu.
Secara umum, laju pertambahan penduduk di Kepri terhitung stabil selama tiga tahun terakhir. Sejak 2018, bahkan terindikasi terjadinya penurunan tren demografis. Puncaknya di akhir semester II 2019, penambahan penduduk hanya sebanyak 9.049 jiwa. Tahun itu, Kepri juga terjadi eksodus besar-besaran ke luar daerah akibat meningkatnya kasus PHK di Batam.
Jelang Pilkada serentak 2020, terjadi tren kependudukan meningkat lagi. Batam masih menjadi lokasi konsentrasi penduduk di Kepri. Bersama dengan Bintan, kedua pulau itu juga menjadi tujuan migrasi dalam Kepri. Selain merupakan penjuru politik Kepri, kedua pulau itu juga penyumbang terbesar perekonomian di Kepri.
Ibaratnya, keduanya merupakan lokasi semut berburu gula (baca: penghidupan). Tak heran, selama pandemi COVID-19 di masa Gubernur Ansar Ahmad, Batam dan Tanjungpinang menjadi prioritas penanganan pandemi COVD-19, seperti kebijakan pendistribusian vaksin dan percepatan vaksinasi massal.
Khusus Batam, lokasinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam sorotan Jakarta, memaksa Pemprov tak ada pilihan lain. Apalagi pandemi COVID-19 paralel dengan konsentrasi penduduk. Artinya, kian padat penduduk makin tinggi kasus COVID-19.
Tak hanya bertambah, berdasarkan paparan Dinas PMD Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kepri, per 16 Agustus 2021, sex ratio di Kepri kian mengecil. Artinya, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan dibanding penduduk laki-laki tak selebar di dekade sebelumnya.
Berdasar data sama, penduduk laki-laki di Kepri per Juni 2021 sebanyak 1.046.446. Penduduk perempuan sebanyak 1.008.832. Secara pertambahan penduduk nyaris sama banyaknya jika berdasarkan posisi Desember 2020, masing-masing, 1.035.597 jiwa berbanding 997.582 jiwa. Bahkan, tahun 2021 mencatat penduduk Kepri perempuan tembus sejuta jiwa.
Apa artinya? Secara sosiologis, pemerintah dalam mendesain kebijakan publik harus mempertimbangan keseimbangan demografis, jika ukurannya efektifitas dan dampak kebijakan terkait. Secara politis, bermakna meningkatnya andil perempuan dalam merumuskan masa depan Kepri, melalui proses elektoral.
(*)