Survei Litbang Kompas: COVID-19 Pejabat (Kepri) Jangan Banyak Seremonial, Siapa Berani Potong Gaji?
angkaberita.id - Selain menebar bantuan sosial ke warga terdampak, Pemda di Kepri seyogyanya menyimak hasil survei Litbang Harian Kompas terbaru soal pandemi. Sebanyak 43,4 persen responden menginginkan aparat pemerintah tidak menggelar acara seremonial di saat COVID-19.
Seperti dilansir detikcom, survei Litbang Harian Kompas memotret pendapat masyarakat terkait penanganan pandemi di Tanah Air. Survei melibatkan 514 responden, berusia 17 tahun ke atas, tersebar di 34 provinsi, dengan cara pengumpulan pendapat melalui telepon.
Sampel responden acak sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi, dengan tingkat kepercayaan 96 persen, margin of error 4,32 persen, dalam kondisi penarikan sampel sederhana. Meski demikian, kesalahan di luar pencuplikan sampel bukan tidak mungkin.
Kepada responden, periset Litbang Harian Kompas bertanya, apa hal harus ditunjukkan aparat pemerintah kepada masyarakat di tengah situasi pandemi sekarang. Sebanyak 43,4 persen responden ingin pemerintah tak menggelar acara seremonial di tengah pandemi.
Berikut hasil surveinya:
Menurut Anda, apa hal yang harus ditunjukkan oleh aparat pemerintah kepada masyarakat di tengah situasi pandemi saat ini?
(1) Memberikan contoh kepada masyarakat dengan tidak mengadakan kegiatan seremonial pemerintah yang dihadiri banyak orang 43,4%
(2) Menunjukkan empati dengan menyisihkan sebagian tunjangan atau penghasilan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan 35,3%
(3) Memperlihatkan simpati dengan tidak meminta atau menunjukkan fasilitas kemewahan yang diterima 13,6%
(4) Lainnya 3,1%
(5) Tidak tahu 3,6%
Belum lama ini, BPS juga merilis hasil survei perilaku warga selama pandemi COVID-19. Khusus Prokes, kepatuhan warga terhitung cukup baik. Hanya perlu perhatian, karena angka ketidakpatuhan semisal menjaga jarak minimal 2 meter masih tinggi, yakni 33 persen.
Lalu mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer, ada 25 persen, dan menghindari kerumunan hanya 22 persen saja patuh. Begitu juga urusan vaksinasi. Masih ada responden menyakini adanya efek samping vaksin, dan tidak percaya dengan vaksinasi itu sendiri.
(*)