angkaberita.id

Ekspor Singapura Nanjak Beruntun, Kabar Baik Perekonomian Kepri?

merlion, ikon singapura. selain merupakan negara berpendapatan perkapita tertinggi di dunia, singapura juga surganya pajak orang kaya di dunia/foto via singaporetravellers.info

kuartal pertama tahun 2021 ekonomi singapura diperkirakan tumbuh alias lepas dari resesi. angin surga bagi kepri? jembatan fisabilillah menghubungkan pulau batam dengan pulau rempang/foto via id.wikipedia.org

Ekspor Singapura Nanjak Beruntun, Kabar Baik Perekonomian Kepri?

angkaberita.id – Sejumlah analis ekonomi memperkirakan perekonomian Singapura berangsur pulih seiring menguatnya indikasi penguatan eskpor mereka sejak awal tahun 2021 ini. Kabar baik bagi pariwisata Kepri?

Seperti dilansir CNBC Indonesia, perekonomian Singapura menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Data ekonomi terbaru, negeri surga pajak (tax haven) itu bakal segera lepas dari resesi di kuartal pertama tahun 2021.

Pemerintah Singapura, dalam rilis datanya, melansir ekspor non migas mereka naik 8,2 persen dbanding bulan lalu (MtM), dan sudah naik kurun empat bulan secara beruntun.

Nah, jika dibandingkan Februari 2020, ekspor non migas mereka nai 4,2 persen, dan sudah terjadi selama 3 bulan berturut-turut. Singapura merupakan negara eksportir dan menjadikannya andalan perekonomian.

Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura sebesar 104,91 persen sekaligus menjadikannya negara dengan rasio ekspor ke PDB terbesar di dunia. Praktis, jika ekspor pulih ekonomi juga bangkit. Bank ING Belanda menilai data ekspor itu keluaran pemerintah konfirmasi perekonomian Negeri Singa di tahun 2021.

PDB Singapura diproyeksi bakal tumbuh positif di kuartal I tahun 2021 seiring start awal tahun cukup kuat. Bahkan, ING merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret tumbuh 0,2 persen, dari sebelumnya minus 2,7 persen akibat kontraksi ekonomi. Nah, sepanjang 2021, ING menulis PDB Singapura bakal tumbuh 5,2 persen.

Sebaliknya di Tanah Air, Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan perekonomian kuartl I tahun 2021 masih akan terkontraksi, alias masih resesi. “Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1% yang terdalam hingga -0,1%. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1%,” kata Sri, pekan lalu.

Jika PDB kembali minus, artinya perekonomian Tanah Air masih terkontraksi selama empat kuartal beruntun. Resesi terjadi jika kontraksi dua kuartal beruntun dalam setahun. Dengan kondisi serupa, perekonomian Kepri juga resesi sepanjang tahun 2020 lalu.

Meski demikian, kabar bangkitnya perekonomian Singapura. Bahkan, April bulan depan lepas dari resesi, boleh jadi, kabar baik bagi Kepri. Setidaknya terdapat dua alasan. Pertama, ekonomi Kepri, sebagian besar untuk tidak disebut sepenuhnya, menggantungkan ekonomi Singapura, kebangkitan itu juga mendorong konsumsi warga Singapura, termasuk ke Batam.

Apalagi, laporan terakhir, setahun terakhir warga Singapura bosan terkungkung tak bisa bepergian akibat pandemi COVID-19. Nah, belakangan seiring melandainya kasus di Singapura, terjadi tren warga Singapura mulai berplesiran. Terakhir, mereka mulai menggemari wisata kapal pesiar dengan rute misterius, seperti lazimnya penerbangan misterius di Australia.

Kepri, khususnya Tambelan, dikabarkan menjadi rute wisata pelayaran misterius itu. Dengan kata, kebijakan pemerintah membuka perbatasan Indonesia, khususnya Kepri dengan Singapura pada April mendatang, secara ekonomi, masuk akal. Khususnya demi membangkitkan kembali pariwisata Kepri.

Skenario Bank Indonesia

Dalam enam bulan terakhir, September 2020 dan Maret baru-baru ini, Bank Indonesia Perwakilan Kepri membeberkan lima strategi pemulihan ekonomi di Bumi Segantang Lada. Pariwisata menjadi satu di antaranya, sektor lainnya menggenjot belanja pemerintah, terutama belanja bansos dan belanja modal.

Namun, prasyarat utama kelima strategi ialah terkendalinya kasus pandemi COVID-19 di Kepri. Lima strategi Bank Indonesia itu, pertama mendorong beroperasinya sektor-sektor produktif dan aman. Kemudian akselerasi belanja pemerintah agar multiplier effect-nya signifikan di tahun berjalan, terutama belanja modal dan bansos.

Ketiga, mendorong daya saing investasi dan penggunaan produk UMKM lokal. Selanjutnya mendorong penyaluran kredit melalui penguatan kelembagaan, kelengkapan data UMKM, dan kemitraan. Terakhir, mendorong pengembangan eksosistem ekonomi dan keuangan digital, terutama melalui digitalisasi UMKM dan ETP, termasuk penggunaan QRIS.

Lima strategi itu sejalan dengan bertahannya tiga sektor penopang perekonomian di Kepri, sepanjang tahun 2020, yakni Tiga sektor itu adalah industri pengolahan, konstruksi, dan pariwisata. “Tiga sektor ini masih menjadi pilar utama untuk percepatan pemulihan ekonomi Kepri tahun ini,” ujar Musni Hardi, Kepala Perwakilan BI Kepri, seperti dilansir Batampos, belum lama ini.

Seiring proses vaksinasi, Musni meyakini kondisi ketiganya bakal stabil, bahkan terus meningkat. Ketiganya berkontribusi 72 persen perekonomian Kepri selama pandemi tahun 2020, masing-masing, 41 persen dan 19 persen serta 11 persen. Sektor pariwisata terdongkrak dari bertumbuhnya perdagangan besar, eceran, transportasi dan akomodasi.

Dengan naiknya ekpor Singapura, pemulihan ekonomi Kepri diyakini bakal kian cepat. Apalagi Kepri mengandalkan Singapura sebagai tujuan ekspor Kepri. Industri manufaktur di Batam bakal bergeliat, terutama industri berorientasi ekspor. Kabar baik itu jika merujuk paparan statitik Bank Indonesia, seperti realisasi PMDN dan PMA di Kepri.

Begitu juga pariwisata, kebijakan pembukaan Nongsa dan Lagoi, Batam-Bintan, menampung plesiran warga Singapura pada April mendatang juga diyakni bakal berdampak secara ekonomi. Apalagi pariwisata Kepri memang “hidup” dari Singapura. Hanya, dalam pandangan Rudy Chua, perlu dibedakan skenario kebijakan pariwisatanya.

“Batam dan Bintan beda. Batam cenderung pariwisata kota. Datang, belanjakan uang dan pulang. Beda dengan Lagoi, harus menginap. Kemasan paket wisatanya harus dibedakan,” saran Rudy, anggota Komisi II DPRD Kepri, belum lama ini.

Kementerian Pariwisata memang berharap Pemprov Kepri bersama pemangku kepentingan pariwisata lainnya memikirkan soal itu, khususnya membuat pelancong betah menginap lama di Kepri.

Meskipun, untuk sebagian, alasan di balik pembukaan lantaran menjaga kepercayaan investor Singapura (Baca: Melindungi Duit Singapura) setelah jor-joran di Bintan, dengan pembangunan hotel dan resort skala internasional dan direncanakan buka akhir tahun ini, paling lambat awal tahun 2022.

Belanja pemerintah, khususnya belanja modal memang diperlukan. Karena, belanja itu terbilang jarang dimaksimalkan selama ini. Berbeda belanja bansos dan belanja pembangunan.

Kabar baiknya, serapan belanja bansos di Kepri terbilang tinggi, bahkan secara nasional. Kabar bakal terlepasnya Singapura dari resesi diharapkan bukan sebatas angin surga bagi Kepri. Kuncinya di Kepri sendiri, bukan Singapura.

(*)

Bagikan
Exit mobile version