Pemodal Singapura Jor-joran Di Pariwisata Bintan, Kemana Duit Turis Di Kepri Mengalir?
angkaberita.id – Kendati, berdasarkan data BPS, wisata Bintan nihil kunjungan sepanjang September 2020, namun bukan berarti selama 2020-2021 investasi wisata di sana sepi. Sebaliknya, enam bulan terakhir justru terjadi banyak perubahan penting, termasuk banjir investasi.
Wajar, jika pada akhirnya Kementerian Pariwisata memberikan lampu hijau lebih dulu Kepri, khususnya Batam dan Bintan membuka pariwisata bagi pelancong jiran terutama Singapura ke Nongsa dan Lagoi dibanding Bali.
Apalagi, jika klaim Gubernur Kepri Ansar Ahmad benar bakal ada PHK besar-besaran sehabis Lebaran di industri pariwisata Kepri. Bagaimana dengan Bintan? Kendati belum terpenuhi target kunjungan sejuta pelancong sepuluh tahun sejak pembukaan, sesuai target saat itu, pariwisata Bintan ternyata tetap memikat investor.
Terbukti, seperti dilaporkan New Straits Times, Landmark Berhad (Bhd) Malaysia dikabarkan akhir tahun lalu, mengambil alih kepemilikan sejumlah destinasi wisata di Bintan, seperti Treasure Bay Bintan senilai 9,78 juta dolar Singapura. Landmark berhak mengembangkan atraksi wisata dengan kolam laut terbesar di Asia itu.
Landmark juga dimungkinkan meng-upgrade dan mempeluas atraksi wisata di lokasi seluas 338 hektare itu, mencakup Natra Bintan Resort, resor berkonsep glamping mewah kelolaan Marriott International. Kemudian Chill Cove, satu atraksi wisata outbond. Lalu ANMON, glamping berkonsep komunitas nomadik di padang pasir, serta sejumlah perkebunan organik dan taman wisata laut.
Dalam laporan keterbukaan ke Bursa Malaysia, semacam BEI di Malaysia, Landmark menyebutkan aksi korporasi itu bakal menjadi fondasi pertumbuhan dan laba masa depan grup usaha. Karena itu, Landmark mengambil risiko mengambil alih tawaran itu.
Sebelumnya, Landmark dengan anak usahanya PT Treasure Development Service (TDS) tercatat menjadi penyewa sekaligus pengelola lokasi sejak 1 Juni 2015. Kerjasama itu diteken PTBW, pengelola Lagoi dengan TDS.
Aksi korporasi Landmark di Bintan itu, untuk sebagian, mengantisipasi rencana pembukaan perbatasan Singapura-Indonesia ke depan, sehingga arus kunjungan jauh meningkat dibanding sekarang. Namun aksi korporasi Landmark hanyalah sebagian dari sejumlah investadi wisata di Bintan. Kenapa?
Sebab, jika mengutip ulasan satu travel blog, pemain besar perhotelan dunia ternyata masih terpihat Kepri, khususnya Batam dan Bintan. Jika tahun 2020 lalu, Marriot Bonvoy melebarkan jaringan hotelnya ke Batam, tahun 2021 giliran Bintan kebagian rezeki melalui pembukaan Holiday Inn Resort (IHG), Hotel Indigo (IHG), dan Four Points by Sheraton Bintan (Marriott).
Dijadwalkan, seiring proses pembangunan, paling lambat awal 2022 ketiga resor itu bakal buka dan bersaing dengan lainnya, meskipun akhir tahun ini sebagian sudah mulai dibuka. Holiday Inn Resort dan Hotel Indigo berada dalam satu komplek.
Sedangkan Four Points berada di lokasi terpisah. Ketiganya bernaung di bawah PT Bintan Resort Cakrawala, kelompok usaha Gallant Venture, perusahaan publik di Bursa Singapura. Belum diketahui hubungan kebijakan safe travel bubble Kepri dengan rencana pembukaan destinasi wisata sokongan pemodal Singapura itu.
Namun Luhut Pandjaitan, Kemenko Kemaritiman dan Investasi sekaligus mantan Dubes RI di Singapura, berpesan ke Gubernur Kepri Ansar cara menjaga perekonomian di masa pandemi, satu di antaranya menjaga kepercayaan investasi. (*)
UPGRADE: Penambahan “Pariwisata” Di Judul Dan Pengayaan Narasi Berita