Hari Bhayangkara: Jenderal Idham Singgung Bursa Kapolri, Satu Nama Pernah Bertugas Di Natuna

kapolri jenderal (pol) idham azis menyinggung bursa calon penggantinya tahun depan saat sambutan di gedung bareskrim mabes polri dalam rangkaian acara hari bhayangkara ke-74, rabu (1/7/2020). dia mengingatkan semua nama berpeluang dan memiliki kesempatan sama/foto hendraeka

Hari Bhayangkara: Jenderal Idham Singgung Bursa Kapolri, Satu Nama Pernah Bertugas Di Natuna

angkaberita.id – Peringatan Hari Bhayangkara ke-74 di Mabes Polri, Rabu (1/7/2020) dihangatkan dengan kabar bursa Kapolri pengganti Jenderal (Pol) Idham Azis. Apalagi, pada 1 Februari 2021, Idham memasuki usia pensiun. Sejumlah perwira tinggi mencuat sebagai calon penggantinya, seorang di antaranya pernah bertugas di Natuna.

Seperti dilansir Kompas.com, Kapolri Idham Azis menyinggung soal bursa penggantinya saat sambutan HUT Bhayangkara di Gedung Bareskrim Mabes Polri. Idham berpesan agar jajarannya selalu menjaga kekompakan internal. Katanya, semua calon memiliki kesempatan dan peluang sama.

Pesan Idham seiring dengan kabar memanasnya internal kepolisian jelang pemilihan pengganti Kapolri tahun depan. “Semakin ke depan nanti semakin tajam, ini baru Juli, Agustus, nanti (bulan) ber ber ber itu sudah mulai makin tajam,” ucapnya sembari mengibaratkan situasinya mirip lagu Bimbo: “Tajam Tak Bertepi”.

Pada kesempatan itu, Idham meminta maaf apabila selama ini kinerja Polri belum memuaskan publik. Dia berharap penggantinya nanti dapat membawa hasil lebih baik bagi Polri. Sebagai informasi, Idham kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, merupakan lulusan Akpol 1988A. Dia akan pensiun pada 1 Februari 2021, karena batas usia pensiun di Polri 58 tahun dan Idham kelahiran 1963.

Dan, jika kriteria calon penggantinya perwira tinggi di Mabes Polri, tanpa melibatkan pati Polri tengah bertugas di instansi atau lembaga lainnya, dengan pangkat minimal komisaris jenderal (Komjen) sesuai Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2017, setidaknya terdapat 6 jenderal bakal bersaing ketat.

Yakni Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono. Kemudian Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto, Kabaharhakam Komjen Agus Andrianto, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, Kabaintelkam Rycko Amelza Dahniel, dan Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto.

Nah, di antara enam nama itu, dua di antaranya pernah bertugas di Kepri. Yakni, Komjen Agung Budi Maryoto dan Komjen Arief Sulistyanto. Agung pernah menjabat Kapolsek Bunguran Timur, Natuna tahun 1988. Sedangkan Arief menjabat Kapores Tanjungpinang tahun 2005.

Namun kalau merujuk versi Indonesia Police Watch (IPW), setidaknya ada delapan nama tengah penggodokkan di internal Mabes Polri, tiga di antaranya berpangkat bintang dua dan menjabat Kapolda tipe A. Yakni, Kapolda Jawa Tengah, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Timur.

Jika rujukannya itu, dua nama pernah bertugas di Kepri. Yakni, Komjen Agung Budi Maryoto dan Irjen Fadhil Imran, Kapolda Jawa Timur. Fadhil pernah menjabat Dirreskrimun Polda Kepri pada 2011. “Kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991,” kata Neta S Pane, Ketua Presidium IPW, seperti dilansir Katatada, pertengahan Juni silam.

Dari nama-nama tadi, sebagian besar lulusan Akpol 1988 dengan mayoritas berlatar belakang keahlian reserse. Keahlian lainnya lalu lintas (Lantas) dan intelkam. Menariknya, calon berlatar belakang intelkam berpangkat bintang dua, dan menjabat Kapolda. Yakni, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Tengah.

Keduanya juga memiliki benang merah serupa, sama-sama pernah bertugas menjabat Kapolresta Surakarta di masa Walikota Jokowi, kini Presiden RI. Sedangkan pati reserse, dua di antaranya pernah menjadi ajudan presiden. Yakni, Kabaintelkam di masa Presiden SBY dan Kabareskrim di waktu Presiden Jokowi. Hanya Komjen Agung satu-satunya berlatar belakang Satlantas. (*)

Bagikan