Usia 80 Tahun Bakal Menjadi Usia Muda Di Jepang, Kenapa?

meningkatnya angka harapan hidup merupakan satu dari tiga indikator indeks pembangunan manusia. tingginya angka harapan hidup berbanding lurus dengan tingginya level kesehatan/foto laduni.id

Usia 80 Tahun Bakal Menjadi Usia Muda Di Jepang, Kenapa?

angkaberita.id – Penduduk Lansia di sejumlah negara maju dunia, khususnya di benua Eropa dan Amerika Serikat selama pandemi COVID-19 menjadi korban terbanyak kasus meninggal. Sebagian besar di antara mereka tinggal di panti jompo. Spanyol, Prancis dan Italia menjadi konsentrasi sebaran Lansia itu.

Namun, berbeda dengan sejawatnya di Eropa, Lansia di sejumlah negara Asia justru tak seburuk nasibnya selama pademi COVID-19. Sebut saja Lansia di Hongkong dan Jepang.

Dua nama terakhir, berdasarkan riset Pew dari Amerika Serikat, pada tahun 2050 bakal menjadi sedikit di antara hampir 200-an negara di sekujur dunia, bakal menjadi konsentrasi penduduk berusia 100 tahun lebih.

Jepang dan Hongkong, berdasarkan riset, juga bakal menjadi negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia. Kendati India dan Jepang masih tetap menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ke depan.

The Centenarians, istilah Divisi Kependudukan PBB, berdasarkan riset itu diperkirakan bakal berjumlah sebanyak 3,7 juta jiwa. Jepang bakal menjadi negara paling banyak jumlah penduduk berusia di atas 100 tahun itu. Selain Jepang, ada Hongkong di Asia. Kemudian Italia, Prancis dan Spanyol di Eropa.

Wilayah Karibia diwakili Puerto Riko, negara persemakmuran Amerika Serikat. Kuba dan Uruguay menjadi konsentrasi tempat tinggal The Centenarians di Amerika Latin. Kini, berdasarkan data PBB, sebanyak 79.000 penduduk berusia 100 tahun atau lebih tercatat di Jepang

Praktis, Jepang kini menjadi gudangnya penduduk Lansia di dunia. Tak heran, usia 80 tahun di Jepang relatif terbilang masih muda. Namun apakah itu ada kaitannya dengan meningkatnya batas usia pensiun pekerja di Jepang? Berdasarkan data, penduduk di benua Asia dibanding sejawatnya di benua lain, terbilang “menolak pensiun” di usia Lansia.

Tak heran, tingginya usia penduduk di Jepang menjadi kebanggaan orang Jepang, meskipun perlahan namun pasti seiring dengan longsornya angka kelahiran, bakal memicu krisis ekonomi. Awalnya krisis demografi akibat ketimpangan struktur kependudukan. Kabar baiknya, Jepang bakal tidak sendirian.

Banyak negara di sekujur dunia kini dihadapkan dengan persoalan bagaimana mengurus para Lansia ke depannya, meskipun negara itu saat ini tidak memiliki jumlah penduduk berusia 100 tahun atau lebih sebanyak Jepang. (*)

Bagikan