Sat. Jul 27th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

COVID-19 Di Kepri, Kenapa Dokter Gigi Di Batam Rawan Terinfeksi Corona?

4 min read

selain dokter perawat pasien covid-19 di rumah sakit, ternyata berdasarkan kajian dokter gigi dan dokter pribadi juga rentan terjangkit covid-19/foto ilustrasi via dentamaxuae.com via hipwee.com

COVID-19 Di Kepri, Kenapa Dokter Gigi Di Batam Rawan Terinfeksi Corona?

angkaberita.id-Secara ekonomi, sektor perhotelan dan pekerja informal paling merasakan getah dampak pandemi COVID-19, apalagi jika pada akhirnya kebijakan PSBB diberlakukan, termasuk di Kepri.

Sedangkan secara profesi, tenaga medis paling berisiko tertular infeksi virus corona. Di antara tenaga medis, selain perawat di rumah sakit perawat pasien COVID-19, dokter juga paling berisiko tinggi tertular COVID-19. Terutama dokter penyakit dalam, dokter gigi dan dokter pribadi.

Nah, pertanyaannya kenapa dokter gigi dan dokter pribadi juga berisiko tinggi tertular infeksi penyerang organ pernafasan dan bagian vital tubuh manusia itu? Satu studi di Amerika Serikat menjawab kegusaran itu.

Seperti di tanah air, Negeri Paman Sam juga tak terhindari dari pagebluk corona. Bahkan, kini kasus infeksinya tertinggi di dunia. Kota New York menjadi episentrum penyebaran COVID-19.

Serupa di tanah air, kebijakan pembatasan aktivitas sosial (social distancing) dan penjarakkan fisik (physical distancing) juga menjadi taktik paling umum menekan laju infeksi COVID-19 di sana.

Begitu juga dengan kebijakan bekerja dari rumah menjadi satu di antara sekian inisiatif melawan pandemi. Namun, seperti dilansir visualcapitalist, kebijakan-kebijakan seperti itu, termasuk stay at home, belum dapat dirasakan merata seluruh warga Amerika Serikat.

Bahkan, kondisi itu tak lebih “kemewahan” terbatas bagi 29 persen dari 329 juta penduduk Amerika Serikat, di musim pandemi. Sebanyak 71 persen penduduk lainnya belum dapat dipastikan.

Sebagian di antara korban PHK akibat COVID-19, sebagian lainnya akibat kebijakan lockdown sejumlah negara bagian, dan sebagian lainnya pekerja sektor non kantoran. Lalu apa hubungannya dengan dokter gigi, dokter penyakit dalam dan dokter pribadi?

Kendati ketiga profesi itu termasuk pekerjaan dengan pendapatan tahunan tertinggi, berdasarkan ukuran Kementerian Perburuhan Amerika Serikat, tapi justru paling rawan tertular COVID-19 berdasarkan risiko pekerjaan.

Profesi berisiko tinggi lainnya, namun dengan pendapatan tahunan rendah, juga ada. Seperti asisten perawat, asisten dokter dan karyawan jasa pengantaran.

Nah, setidaknya terdapat tiga ukuran dalam metodologi penentuan risiko profesi itu. Yakni, (1) Kontak dengan orang lain. Seberapa banyak pekerjaan dimaksud mengharuskan pekerjanya berhubungan dengan orang lain.

Kemudian (2) Kedekatan fisik. Seberapa dekat secara fisik pekerjaan ini mengharuskan pekerjanya dengan orang lain. Dan (3) Paparan Infeksi. Seberapa sering pekerjaan ini terpapar dengan faktor risiko tertular infeksi.

Hasilnya, berdasarkan agregasi penilaian berdasarkan skor skala 0-100, ketiga profesi dokter tadi termasuk paling berisiko. Sedangkan profesi dengan skor di bawah 0,5 tidak diperhitungkan. Tak hanya itu, tidak seluruh jenis profesi dimasukkan. Analisa hanya berlaku bagi profesi dengan jumlah pekerjanya di atas 20 ribu orang.

Kemudian, hasilnya dipersempit menjadi 100 profesi paling umum saja. Sebagai saringan berikutnya, dimasukkan jumlah pendapatan tahunan masing-masing profesi itu berdasarkan pendapatan rata-rata tahunan.

Sehingga, mengacu daftar Kementerian Perburuhan di sana, terdapat empat matrik. Yakni, pendapatan tinggi berisiko tinggi dan rendah, serta pendapatan rendah berisiko tinggi dan rendah.

Riset di Amerika Serikat, ternyata paralel dengan kondisi di tanah air. Berdasarkan penelusuran pemberitaan media, terdapat tiga kasus sekaligus mengonfirmasi kebenaran riset itu.

Kendati terjadi di lokasi berbeda, namun peristiwa di tiga wilayah waktu berlainan ini terbuhul benang merah selama pandemi COVID-19. Khusus di Kepri, kasus terjangkitnya seorang dokter gigi di Batam, dan berujung penghentian tindakan medis poli gigi di Puskesmas di sekujur kota.

Kemudian kabar terinfeksinya dokter pribadi Syahrul, setelah Walikota Tanjungpinang diketahui positif COVID-19. Ketiga heboh pemecatan dokter klinik gigi di Jakarta akibat tudingan kebijakan sepihak pembatasan jarak fisik.

Kondisi di Kepri, berdasarkan data BPS, pada tahun 2018 terdapat 1.723 dokter, dengan perincian dokter spesialis 565 orang. Kemudian dokter gigi sebanyak 230 orang, dan selebihnya dokter umum sebanyak 928 orang. Sebagian besar terkonsentrasi di Batam.

Khusus dokter gigi, dari jumlah sebanyak 230 orang, sebagian besar bertugas di Puskesmas. Kota Batam memiliki jumlah dokter gigi terbanyak, yakni 97 orang. Berdasarkan status per tahun 2018, 32 berstatus dokter pemerintah dan 65 lainnya dokter swasta.

Dengan jumlah sebaran terbanyak, secara teori dokter gigi di Batam paling rawan terjangkit infeksi COVID-19. Berdasarkan riset, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui cairan (droplet) pasien terjangkit saat bersin.

Nah, virus corona biasanya menumpang di dalam aerosol cairan bersin itu. Khusus tenaga medis, mereka biasanya rentan tertular aerosol saat proses intubasi alias pengambilan lendir di tenggorokan pasien terjangkit saat swab test.

Kondisi serupa juga rentan terjadi pada dokter gigi, terutama saat tindakan medis seperti tambal gigi, scaling atau pembersihan karang gigi, dan sebagainya, khususnya dari pasien terjangkit. “(Rawan terpapar karena) itu tindakan aerosol. Sehingga sangat berisiko,” kata Didi Kusmarjadi, Kepala Dinkes Batam, Selasa (28/4/2020).

Berdasar alasan itu, Didi menambahkan, pihaknya tidak melayani tindakan seperti penambalan, scaling di Puskesmas di Batam. “(Kalau) pengobatan (sakit gigi) tidak kita setop,” jelasnya.

matrik risiko profesi terpapar covid-19 di amerika serikat berdasarkan pendapatan tahunan/infografis via visualcapitalist.com

(*)

Bagikan