COVID-19 Di Kepri, Menengok Klaster Pandemi Di Batam-Tanjungpinang
angkaberita.id – Gubernur Rusli Habibie mengumumkan seorang warganya terjangkit virus corona, Jumat (10/4/2020) setelah menghadiri suatu acara di Gowa, Sulawesi Selatan. Kabar itu menjadikan Gorontalo provinsi terakhir terjangkit sekaligus menandai jebolnya 34 provinsi di tanah air dari serangan pandemi COVID-19.
Kendati berbeda, terdapat benang merah kasus COVID-19 di Gorontalo dengan Bengkulu. Bahkan, di Kepri dengan Tanjungpinang. Kasus Bengkulu dan Tanjungpinang terjangkit setelah menghadiri acara di Malaysia. Dalam istilah medis, agregasi kasus teridentifikasi itu disebut klaster.
Klaster dipakai sebagai bekal membendung sebaran infeksi melalui pelacakkan (tracing) secara lokal terhadap riwayat perjalanan dan kontak terakhir pasien. Tak heran, statistik Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) dapat mendadak bertambah seiring terkonfirmasi kasus positif baru.
Demi mengoptimalkan langkah mitigasi COVID-19, selain memetakan zona sebaran kasus pandemi, sejumlah Pemda di tanah air juga mengklasifikasikan setiap kasus muncul berdasarkan klasternya. Berkaca dari sejumlah kasus di dunia, klaster terbanyak terjadi di kegiatan sosial melibatkan banyak orang.
Bentuknya bisa berupa acara sosial, pendidikan, keagamanan, pernikahan hingga acara pemakaman. Nah, karakteristik sosial dan perilaku warga bersangkutan menjadi katalis dalam sebaran begitu kasus COVID-19 terjadi. Italia dan Spanyol merupakan contoh faktual. Kedua negara itu dikenal kental dengan kekerabatan dan keakraban sosial.
Seiring waktu, jumlah klaster bisa bertambah, termasuk dalam kasus dengan pasien ternyata tak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit atau kontak dengan ODP, PDP dan OTG dalam daerah itu. Khusus di Kepri, secara umum terdapat tiga klaster, yakni klaster Malaysia, Jawa dan Lokal.
Dari 23 kasus COVID-19 di Kepri, berdasarkan informasi terhimpun, sebagian besar pasien memiliki riwayat perjalanan ke wilayah terjangkit seperti Malaysia dan Jabodetabek. Khusus klaster lokal, kini tengah menunggu pelacakkan tim Gugus Tugas COVID-19.
Perkembangan terbaru ialah banyaknya kasus terjadi di kalangan PNS, seperti di Batam dan Tanjungpinang. Temuan lainnya, tak sedikit kasusnya terjadi dalam lingkup keluarga. Istri tertular suami atau anak tertular orangtua.
Fenomena itu agaknya menjadi pekerjaan rumah terbaru Pemda di Kepri guna menjawab pertanyaan lanjutan seperti, kenapa banyak PNS terjangkit. Kenapa muncul klaster lokal tanpa riwayat perjalanan ke wilayah terjangkit atau kontak dengan PDP, ODP atau OTG.
Bagaimana cara memutus mata rantai penularan dalam lingkungan keluarga tanpa menyinggung perasaan sekaligus menepis stigma sosial di luaran seperti diungkapkan seorang pejabat Gugus Tugas COVID-19 Kepri, yakni saat tracing ODP juga tak mudah meyakinkan orang terkait menjalani pemeriksaan.
Mengacu perundangan berlaku, pemerintah menyediakan perangkatnya. Mulai karantina wilayah, banyak awam menyebutnya sebagai lockdown, PSBB dan sebagainya sesuai dengan kondisi setempat, khususnya di Batam dan Tanjungpinang seiring tingginya pertambahan kasus keduanya. (*)