Terpental Saingi Mobil Asia, General Motors Amerika Hengkang Dari Tanah Air?

berdalih pertimbangan bisnis global, pabrikan mobil amerika serikat general motors hengkang dari tanah air/foto via markhamreview.com

Terpental Saingi Mobil Asia, General Motors Amerika Hengkang Dari Tanah Air?

angkaberita.id – Kendati merajai penjualan mobil di Asean selama lima tahun terakhir, Indonesia masih dianggap belum menjanjikan di mata pabrikan otomotif dunia.

Terbukti, dalam empat tahun terakhir, telah hengkang tiga pabrikan otomotif dunia dari tanah air. Terbaru pabrikan mobil asal Amerika Serikat, General Motors (GM).

Rival pabrikan Ford di Amerika Serikat, itu resmi menghentikan penjualan mobil di tanah air pada akhir Maret 2010 mendatang. Hengkangnya GM, seperti diakui Hector Villarreal, President GM Asia Tenggara semata alasan bisnis.

Pasar tanah air tidak masuk dalam rencana strategis GM ke depan. Tanda-tanda bakal hengkangnya GM sebenarnya sudah terlihat sejak empat tahun sebelumnya. Saat itu, GM menutup pabrikan Chevrolet Spin di Bekasi, tahun 2015.

Berselang setahun kemudian, seteru GM di Paman Sam, yakni pabrikan Ford Motor Indonesia malah langsung hengkan dari tanah air pada Januari 2016. Selang 10 bulan kemudian, giliran pabrikan Jepang, yakni Mazda Motor Indonesia (MMI) mengumumkan pengalihan bisnisnya di Indonesia.

MMI merupakan kepanjangan tangan dari Mazda Motor Corporation (MMC) Jepang. Klaim GM hengkangnya mereka dari Indonesia semata alasan bisnis seirama dengan penjelasan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang.

Bahkan, Menteri Gumiwang menepis hengkangnya GM akibat iklim investasi. “Pertumbuhan industri secara umum setara dengan pertumbuhan ekonomi nasional,” kelit Gumiwang, seperti dilansir CNBC Indonesia, Senin (4/11/2019).

Terpisah, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, sejumlah stimulus perlu dikucurkan demi mempertahankan prospek industri otomotif tanah air. Seperti, menurutnya, penurunan suku bunga hingga keringanan pajak data aturan mobil listrik.

Apalagi isu kebijakan mobil listrik juga telah mengubah konfigurasi persaingan otomotif dunia. Rencana merger Fiat Chrysler dengan Peugeot disebut juga demi mengantisipasi melesatnya tren mobil listrik.

Jongkie mengaku, kendati tertinggi penjualan di Asean, namun volumenya kian menyempit. Thailand sebutnya, terus memendekkan jarak. “Tahun lalu Thailand [penjualan] sudah di kisaran 1 juta yang biasanya sekitar 800 ribu,” kata Jongkie.

Dia memprediksi, total penjualan kendaraan roda empat tahun ini hanya di kisaran satu juta unit saja, turun tipis dibanding 2018 sebanyak 1,15 juta unit.

Riset Katadata mencatat, mobil pabrikan Jepang masih bercokol kuat di pasaran tanah air. Lima merek perkasa menjadi buruan pembeli mobil di tanah air. (*)

Bagikan