Ursula Von Der Leyen, Bukti Hebatnya Dokter Jerman di Politik Eropa
angkaberita.id – Ursula von der Leyen, Menteri Pertahanan Jerman terpilih menjadi Presiden Komisi Eropa, Selasa (16/7/2019) waktu setempat , setelah mengantongi dukungan sebanyak 387 suara di parlemen Eropa dengan janji penguatan kebijakan pro Eropa, seperti perluasan lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Von der Leyen merupakan calon kompromi para pemimpin Eropa setelah calon utama Manfred Weber gagal mendapatkan dukungan parpol aliansi pemenang pemilu parlemen pada April lalu, yakni EPP, Renew Alliance dan Koalisi Sosial Demokrat Eropa.
Uniknya, Von Der Leyen justru tak mendapatkan SPD, parpol utama di Koalisi Sosial Demokrat Eropa, meskipun sama-sama duduk di pemerintahan Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel.
Menurut Laporan Politico, keberhasilan Von der Leyen duduk di tampuk kekuasaan menggantikan Jean Claude Juncker justru ada andil partai nasionalis Polandia, yang selama ini selalu berbeda pandangan dengan Komisi Eropa.
Juga sebagian anggota parlemen dari Inggris di tengah isu panas Brexit. Dalam pidato singkatnya setelah terpilih, Von der Leyen berjanji akan menggandeng semua pemangku kepentingan demi menghadapi tantangan Uni Eropa ke depan, seiring menguatnya hegemoni China dan tak bisa diprediksinya kebijakan politik Donald Trump, Presiden Amerika Serikat.
Terpilihnya sekutu dekat Angela Merkel sekaligus melapangkan jalan Christine Lagarde, Direktur Eksekutif IMF menjadi Presiden Bank Central Uni Eropa dan Joseph Borrel, Menlu Spanyol sebagai “Menlu” Uni Eropa.
Ketiganya merupakan paket yang disetujui Jerman dan Prancis saat pertemuan 72 jam di Brusell seiring jebloknya suara koalisi kanan tengah dan liberal di parlemen Eropa.
Von Der Leyen mengaku bahagia, dan seperti pulang ke rumah begitu resmi terpilih menguasai ibukota Uni Eropa, Brussel di Belgia. Dia mengaku seperti pulang ke rumah lantaran 60 tahun lalu, di sinilah dirinya dilahirkan.
Tak heran, Von Der Leyen fasih banyak bahasa, selain kenyataan dirinya juga anak seorang pejabat senior Uni Eropa di masa itu. Terpilihnya Von Der Leyen, seorang dokter, juga menandai kembalinya wakil Jerman di pucuk pimpinan eksekutif Uni Eropa. Setelah era Walter Hallstein di tahun 1958-1967 sebagai presiden komisi eropa masa itu.
Bersama Lagarde, Von Der Leyen juga menandai berkuasanya perempuan di tanah Eropa. Baru kali ini dalam 50 tahun terakhir, dua puncak lembaga paling berpengaruh di Uni Eropa dipegang perempuan. Von Der Leyen juga menjanjikan sejawat komisinya nanti berisi 50 persen komisioner perempuan.
Kanselir Angela Merkel memberikan ucapan selamat atas terpilihnya sekutu dekatnya. Kendati kehilangan menteri pertahanan, dia mengaku mendapatkan sekutu strategis di Uni Eropa. Annegret Kramp-Karrenbauer, Ketua CDU Jerman, parpol Merkel ditunjuk menggantikannya begitu Von Der Leyen resmi menjabat Ketua Presiden Komisi Eropa.
Terpilihnya AKK, demikiaan sapaan akrab mantan Sekjen CDU menandai kuatnya pengaruh politisi negara bagian terkecil di Jerman, Saarland dalam kancah politik nasional, dengan tiga menteri kini berada pemerintahan koalisi CDU-SPD. Dua lainnya ialah Peter Altmeir, Menteri Ekonomi dan Heiko Hass Menteri Luar Negeri. Masing-masing dari CDU dan SPD.
Saarland sendiri berada di perbatasan Jerman dan Prancis. Sudah sejak lama, Jerman dan Prancis menjadi mesin penggerak Uni Eropa. Von Der Leyen juga calon dukungan kubu Emanuelle Macron, Presiden Prancis seiring menguatnya kursi kubu liberal di parlemen Eropa.
Macron, seperti juga Von Der Leyen, fasih dalam banyak bahasa dan sangat “mengistimewakan” figur perempuan dan tokoh yang fasih bahasa asing dalam pilihan politiknya. Terbukti, saat membentuk kabinetnya seusai memenangi pemilihan presiden, dia membentuk kabinetnya pria dan wanita sama banyak.
Uniknya, banyak kabinetnya jago berbahasa asing selain bahasa Prancis. Paling bayak bahasa Jerman, termasuk sang menteri pertahanan saat itu dan perdana menteri sekarang. (*)