Sat. Jul 27th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

Takhta Ekonomi Dunia: Jerman Juragan Eskpor, Amerika Tukang Impor Terbesar

2 min read

jerman merupakan negara dengan surplus perdagangan terbesar du dunia. bersama china dan jepang, ketiga negara ini meninggalkan jauh amerika serikat dan inggris sebagai negara pengekspor terbesar dunia. foto gerbang brandenburg di berlin, ikon jerman/foto wikipedia via idtimes.com

Takhta Ekonomi Dunia: Jerman Juragan Eskpor, Amerika Tukang Impor Terbesar

angkaberita.id – Kesehatan ekonomi suatu negara, konon dapat dilihat dari neraca perdagangannya. Dalam transaksi perdagangan mereka, baik ekspor maupun impor, apakah surplus atau justru defisit.

Jerman, Jepang dan China merupakan lima besar negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hanya Amerika Serikat mengungguli ketiganya berdasar GDP sekaligus bertengger di puncak daftar negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

China menyusul di urutan kedua, Jepang ketiga dan Jerman melapis di posisi keempat. Lima besar dijaga Inggris. Namun soal neraca transaksi perdagangan, tiga negara itu justru lebih perkasa dibanding Amerika Serikat.

Jerman, Jepang dan China mencatatkan surplus perdagangan berkat volume ekspor lebih tinggi dibanding impor. Tak heran, Amerika Serikat getol mengkritik Jerman dan China akibat terus defisit neraca dagangnya.

Amerika Serikat sendiri, tulis statista merupakan negara pengimpor terbesar dunia. Inggris menyusul di urutan kedua. India, Kanada dan Turki berurutan mendampingi Negeri Paman Sam sebagai negara impor lebih besar dibanding ekspor, masing-masing urutan ketiga hingga lima besar.

China kuat produk elektronik dan baja, terkenal dengan produk kebutuhan sehari-hari murah. Jepang kuat di otomotif dan peralatan elektronik rumah tangga. Jerman unggul di otomotif dan permesinan.

Tak heran, banyak negara mitra dagangnya mendesak Jerman harus berinvestasi lebih banyak agar seimbang neraca perdagangannya. Juga menaikkan upah tenaga kerja serta menurunkan pajaknya. Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump paling gelisah dengan kondisi ini.

Defisit dagangnya di China disiasati dengan memantik perang dagang lewat pengenaan tarif demi memproteksi produk dalam negeri. Namun nasi telah menjadi bubur, Amerika Serikat sudah telanjur menjadi pembeli terbesar produk China.

Akibatnya utang dagang Negeri Paman Sam ke China kian meningkat, ini membuat Trump khawatir menjadi sangat tergantung ke China ke depannya. Apalagi, mata uang China tak steril dari intervensi pemerintahan di Negeri Panda ini. (*)

Bagikan