angkaberita – Langkah Bintan beruntun terus mendapatkan dana insentif fiskal penanganan stunting dari Wapres Gibran agaknya bakal berlanjut. Sebab, kini bertambah sumber penopang eksekusi program penanganan stunting mereka tahun depan.
Setelah Jafpa dan PT BAI, kini bergabung PT Pertamina Energy Terminal. Melalui pengelola Integrated Terminal Tanjung Uban (ITTU), anak usaha Pertamina (Persero), bakal jor-joran mengarahkan pengelolaan CSR mereka ke penanganan stunting.
Yakni, dengan menyediakan cookies berbahan dasar 50 persen ikan khusus anak-anak. Mereka juga akan menggeber dan meluaskan kerja tanggung jawab sosial mereka ke wilayah kerja IITU. Selain di Tanjung Uban, Pertamina Energy Terminal juga memiliki unit di Tanjung Sengkuang dan Sambu di Batam.
Senin (17/11/2025), mereka memaparkan rencana strategis mereka mengawal ketahanan energi nasional dan CSR tahun depan. Terminal Manager ITTU, Yohannes M Sianturi mengungkapkan, khusus CSR, mereka rutin menggarap tiga prioritas.
Yakni, kolaborasi nelayan, kolaborasi berdaya pangan, dan kolaborasi bersih. Ketiganya bermuara meningkatkan kesejahteraan warga. “Kami ingin menyampaikan program TJSL selama ini dilakukan Pertamina,” kata Sianturi, seperti bataminfo.co.id tulis, Senin.
Bantu UMKM Dan Disabilitas
Targetnya, lanjut dia, supaya semua pihak tahun Pertamina punya banyak program sosial, dari nelayan dan pemberdayaan pangan hingga lingkungan. Nah, khusus tahun 2026, mereka akan memprioritaskan isu stunting di sekitar terminal.
Skemanya lewat produk makanan bergizi berupa kue berbahan ikan. Manager Legal & Relation Pertemina Energy Pertamina, Fety Zaniar menambahkan, PET tergabung di bawah Subholding Integrated Marine Logistics (IML) dan mengelola enam terminal strategis, termasuk ITTU.
Komitmen PET menjadi pemain terminal kelas dunia berbekal prinsip ESG, alias keberlanjutan. Di Kepri, selain fuel terminakl Sambu dan LPG terminal Tanjung Sengkuang, mereka tengah konstruksi di Tanjung Uban. Yakni, terminal elpiji.
Lainnya, lanjut dia, di Kota Baru dan Terminal Baubau, Kalimantan dan Sulawesi. Bukan hanya stunting, menurut Zaniar, mereka juga menyatakan kesiapan memberdayakan penyandang disabilitas, kemudian meningkatkan kapasitas UMKM. (*)











