angkaberita - Mendagri meminta BPS merilis data pertumbuhan ekonomi setiap bulan. Selain bentuk deteksi dini wilayah mengalami kontraksi ekonomi atau perlambatan ekonomi, juga demi mempermudah perumusan kebijakan, khususnya menekan angka kemiskinan.
Kepada BPS, Mendagri Tito Karnavian meminta desain keluarannya nanti seperti rilis bulanan inflasi di setiap daerah. Targetnya, jika terdeteksi lebih dinia, pemerintah pusat dan Pemda dapat bergerak cepat bersinergi kebijakan mengantisipasi tren pertumbuhannya.
Ujungnya, Mendagri menyebut demi memastikan kesinambungan pertumbuhan ekonomi nasional. Selama ini, BPS merilis data pertumbuhan per triwulan. “Saya minta ada indikatornya, carikan rumusnya supaya bisa dipahami sebulan sekali,” kata Mendagri, seperti fortune.id tulis, Jumat pekan lalu.
Kata Tito, permintaan tadi demi menganalisis dinamika perekonomian daerah, sebagaimana pengendalian inflasi selama ini. Mendagri mengklaim, BPS juga pernah mempercepat pelaporan data inflasi, dari biasanya bulanan menjadi mingguan.
Kepri Terdongkrak Batam
“Nah, pertumbuhan ekonomi juga harus begitu. Kita perlu tahu daerah mana yang pertumbuhannya tinggi dan mana yang minus, supaya bisa segera kita dorong,” kata Mendagri. Apalagi BPS, sebut Tito, juga telah mampu mengumpulkan data Produk Domestik Bruto (PDB) setiap bulan.
Nantinya, data PDB tadi akan dipetakan dan disampaikan ke Pemda, sehingga mempermudah pengambilan kebijakan ekonomi secara cepat dan tepat. Usulan Mendagri seiring kebijakan Menkeu mempercepat belanja daerah, dengan mendorong Pemda bergerak cepat.
Kecuali Batam, di Kepri pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota lainnya terbantu belanja pemerintah dan konsumsi publik, termasuk ASN. Sedangkan investasi mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Batam. Kuartal II 2025, pertumbuhan ekonomi Kepri tertinggi di Sumatera, dan masuk lima besar nasional.
(*)











