angkaberita - Beda dengan pengisian Sekdaprov Kepri di tahun 2022, ketika Adi Prihantara terpilih lewat lelang jabatan, Gubernur Ansar agaknya bakal memilih pengganti Prihantara lewat skenario Penjabat Sekdaprov. Kenapa?
Sehingga, untuk sebagian, kini persaingan justru terjadi di situ. Tiga nama telah disebut-sebut lewat pemberitaan media di Kepri. Sebab, beda dibanding tahun 2022, (1) Prihantara pensiun di saat Pemprov bakal mengajukan RAPBD 2026 ke DPRD Kepri.
Kemudian, seperti Wagub Nyanyang koarkan, (2) Di November bakal perombakan pejabat OPD jilid II. Dan, (3) Pengisian Sekdaprov di saat kondisi APBD babak belur kena pemangkasan lewat dana transfer APBN. DPR telah mengesahkan APBN tahun 2026.
Kemenkeu barusan merilis rancangan Dana Transfer ke Kepri, meskipun berupa proyeksi. Pada saat sama, (4) Gubernur Ansar tetap ingin membangun, terutama merealisasikan “Tugu Bahasa” di Penyengat. Konsekuensinya (5) Pemprov harus optimalisasi aset, termasuk lewat lelang Gurindam 12 di Pinang.
Demi menambal belanja daerah, saat struktur APBD berpotensi defisit di akhir tahun 2025. Opsinya, untuk sebagian, (6) Menarik utang ke BRK Syariah. Pada titik ini, beda di pembahasan APBD-P 2025, posisi runding DPRD Kepri di atas angin.
Sebab, syarat Pemprov dapat ngutang harus mendapat persetujuan DPRD Kepri. Karena itu, Pemprov-DPRD Kepri perlu kompromi, dan bukan mustahil di perombakan pejabat OPD jilid II. Sehingga Gubernur Ansar, untuk sebagian, tetap dapat mengangkat Sekdaprov Kepri pilihan dia.
(Bukan) Kejutan Ujeng?
Nah, tiga nama santer di pemberitaan, bersaing mengisi Penjabat Sekdaprov Kepri, ialah Luki Zaiman Asisten II Setdaprov, Abdullah Kepala Bapenda dan Rika Azmi Kepala Dinas Ketahanan Pangan. Nama Abdullah paling menguat, apalagi Ansar mempromosikan dia dari Kabiro Umum menjadi Kepala Bapenda.
Luki, selain sukses menjadi Plt Kadispar Kepri dua periode, dia juga disebut-sebut “tangan kanan” Ansar menata Pulau Penyengat, termasuk merealisasikan “Tugu Bahasa” nantinya di sana. Rika, tak hanya menjadi representasi “Mak Kadis” tapi, juga tengah naik daun seiring program MBG unggulan Prabowo-Gibran.
Siapa berpeluang? Jawabnya, Aries Fhariandi, alias Ujeng. Sebab, (1) Gubernur Ansar telah menunjuk dia menjabat Komisaris Utama PT Energi Kepri guna mengawal PI di Blok Migas di Natuna. Sekdaprov Prihantara menyebut tahun 2028 kemungkinan telah mengalir duit PI.
Kemudian (2) Seperti Abdullah, keduanya terkoneksi ke Suhajar Diantara. Nama terakhir, satu-satunya pejabat Kepri di Kementerian RI. Bedanya, Ujeng adik Suhajar. Nah, Ansar berkepentingan mengawal pendanaan pembangunan di Kepri lewat APBN.
Sehingga perlu simpul di pemerintah pusat. Penempatan Ujeng menggantikan Misni di Bapperenlitbang seperti menguatkan itu. Sebab, kunci eksekusi APBD di Kepri, untuk sebagian, di Bapperenlitbang. Terakhir, lewat UU HKPD, tahun 2027 belanja pegawai Kepri maksimal 30 persen APBD.
Selebihnya, kecuali Ansar, publik hanya dapat menebak-nebak pengganti Prihantara, meskipun kuncinya di Penjabat Sekdaprov.
(*)