angkaberita – Gubernur Ansar menjanjikan kemudahan berinvestasi kepada Mustafa Centre di Tanjungpinang, terutama lewat skema FTZ Menyeluruh di Pulau Bintan. Sehingga nantinya warga dapat menikmati produk Mustafa Centre dengan harga bebas pajak. Apalagi di Bintan, mereka mulai berkembang pesat.
"Saat ini, pemerintah pusat sedang mengkaji penerapan FTZ Menyeluruh di Pulau Bintan. Harapannya, awal tahun depan seluruh Bintan bisa masuk kawasan FTZ. Ini penting, agar masyarakat lokal bisa ikut menikmati harga barang lebih terjangkau tanpa terbebani isu pajak (penjualan/PPN),” janji Gubernur Ansar kepada Mustaq Ahmad, Chairman sekaligus Managing Director Mustafa Centre, kemarin.
Janjikan “Madu” FTZ Menyeluruh Bintan
Kepada mereka, Gubernur Ansar juga mempromosikan kemudahan mobilitas ke Bintan dari Tanjungpinang setelah Kemenhub menghibahkan dua kendaraan keperluan angkutan penumpang, termasuk ke kawasan wisata Lagoi di Bintan. Sebab, lewat Lagoi, termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Ansar juga menyanjung Bintan Resort, pengelola Lagoi, andalan pariwisata di Kepri. Nah, kehadiran Mustafa Centre menjadi pelengkap mendorong lonjakan wisatawan ke sana. Ujungnya aktivitas ekonomi. Kepada Ansar, Mustaq memang melihat peluang itu. Karenanya, mereka berencana ekspansi. Klaim Mustaq, mereka tak cari hanya cari duit, tapi juga carikan duit ke Pemda.
"Kami datang bukan hanya untuk berdagang, tapi juga ingin berkontribusi bagi pengembangan daerah. Bisnis kami tidak akan mengganggu pelaku usaha sudah ada di Kepri, dan kami akan taat mengikuti seluruh peraturan berlaku,” tegas Mustaq sembari menyinggung pentingnya integrasi kawasan FTZ dan Non- FTZ di Bintan, agar tak ada perbedaan harga produk nantinya.
Kepada Gubernur Ansar, Mustaq juga berjanji akan mengambil produk UMKM terpilih dari Kepri mengisi lapak di Mustafa Centrer di Singapura. Mustafa Centre merupakan pusat perbelanjaan terbesar dan terlengkap di Singapura, beroperasi 24 jam sehari di kawasan Little India.
Agar Tidak Bergantung Batam
Kendati tertinggi di Sumatera, ekonomi Kepri masih bergantung ke Batam, termasuk serapan tenaga kerja. Lewat Musrenbang Kepri, Pemprov ingin pertumbuhan ekonomi terbuka ke kabupaten/kota di Kepri, alias tak ekskliusif di Batam. Ikhtiar tadi sejalan pesan Kemendagri agar Pemprov mengurangi ketergantungan dari Batam.
Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih stabil, alias tidak naik turun setiap tahunnya. Sebab, dengan kondisi sekarang, terbukti pertumbuhan di Kepri tak berbanding lurus kinerja PAD. Pemprov sendiri akan menjadikan sektor UMKM ikhtiar diversifikasi ekonomi, terutama di Tanjungpinang. Sebab, seperti diakui Wako Lis Darmansyah, ekonomi Tanjungpinang lesu akibat daya beli lemah.
Langkah Mustafa Centre ekspansi ke Tanjungpinang agaknya menjanjikan kabar baik, persis seperti janji pernah terdengar dari pemaian retail berjejaring di Tanah Air saat hendak masuk ke Tanjungpinang. Belakangan Pemko menolaknya berdalih mematikan potensi UMKM lokal. Kecuali FTZ Menyeluruh, kondisi sekarang sepenuhnya tergantung Pemko Tanjungpinang.
(*)