Rezeki Nomplok Kepri Lewat Industri Mendadak Timah Di Batam?

angkaberita - Jika terealisasi tahun 2026, Kepri memiliki dua industri smelter dengan skala bisnis triliunan. Smelter pertama di Bintan, beroperasi di KEK Galang Batang lewat PT BAI menggarap hilirisasi tambang bauksit. Kemudian di Batam lewat PT Batam Timah Sinergi, menggarap hiliarisasi timah. Rencana investasi AirTag pabrikan Apple di Batam menjadi pemicunya?

Belum ada jawaban resmi, meskipun terdapat benang merah ke sana. Apalagi keduanya terjadi dalam hitungan bulan. Selebihnya, keputusan Arsari Group, kelompok usaha milik Hashim Djojohadikusumo, berinvestasi ke Batam triliunan menjadi buah bibir di Bangka Belitung. Bahkan, untuk sebagian, menuai pro kontra.

Seperti diketahui, lewat PT Batam Timah Sinergi, Hashim menggelontorkan duit lebih Rp 1 triliun membangun pabrik pengolah timah menjadi sejumlah produk turunan bernilai tambah. Jumat, 24 Januari pekan lalu, Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu menyaksikan ground breaking pembangunan pabrik di Sagulung, Batam.

Seperti Batamnews tulis, pabrik dibangun di lahan seluas 6 hektare dengan dukungan PT Prima Dredge Team. Nantinya pabrik akan memproduksi berbagai jenis timah kimia (tin chemical), seperti Tetrachloride, Dimethyl Tin Dichloride (DMT), dan Methyl Tin Mercaptide (MTM), dengan total kapasitas produksi mencapai 16.000 metrik ton per tahun.

Sehingga menempatkan PT BTS menjadi produsen kedua terbesar di dunia setelah Tiongkok. Selain infrastruktur, pemilihan Batam juga ketersediaan energi listrik dan tenaga kerja berkualitas. Kemudian status FTZ juga menjadi insentif PT BTS mengekspor produk ke sejumlah negara. Kata Todotua, Indonesia memiliki 28 komoditas unggulan, termasuk timah dan nikel, serta siap menuju hilirisasi.

Pabrik akan beroperasi tahun 2026, meskipun sejumlah negara telah antre memesan. Lewat LoI, mereka akan membeli 93 persen produk. Seperti Tiongkok, India, Amerika Serikat, Vietnam, Thailand dan sejumlah negara Eropa. Bambang Triadi Gunawan, Dirut PT BTS investasi mereka ke Batam sepenuhnya merealisasikan visi pemerintah menumbuhkan ekonomi lewat skema hilirisasi.

"Selama ini kita menjual bahan baku ke luar negeri, padahal kita bisa mengolahnya di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi. Dengan dukungan pemerintah, kami berharap dapat merealisasikan visi ini," kata Bambang. Modalnya, lanjut dia, Indonesia lewat Bangka memiliki cadangan timah kedua terbesar di dunia.

Kontroversi Di Bangka

Langkah Arsari Group berujung kontroversi di Bangka Belitung. Apalagi mereka mengantongi konsesi tambang timah di sana, dan kabarnya akan membangun smelter di sana. Bahkan, sebagian kalangan menuding Arsari Group mencueki Babel setelah malang melintang mengolah hasil timah di sana.

Tak ingin menjadi bola liar, Beliadi kader Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPRD Provinsi Babel turun memberikan klarifikasi. Pertimbangan Hashim memindahkan investasi smelter ke Batam di Kepri, sepenuhnya alasan bisnis dengan mempertimbangkan nilai lebih Batam sebagai kawasan industri.

"Batam juga berbatasan dengan Kepulauan Riau, (Kepri) juga merupakan salah satu pulau penghasil timah,” sebut Beliadi merujuk Pulau Singkep di Kabupaten Lingga. Dia menambahkan, Hahrim telah menunggu selama empat tahun merealisasikan investasi smelter di Babel, tapi terkendala sejumlah fasilitas infrastruktur, seperti pelabuhan dan listrik. Selain balok timah dari Dabo, smelter di Batam kata dia juga nantinya akan membeli pasokan dari Bangka.

Di Singkep, kata Beliadi, mereka lewat PT Cipta Persada Mulia, juga telah terikat kontrak pengadaan balok timah. Intinya, pasokan timah ke smelter bukan dari Kepri saja, tapi juga dari Bangka, dan sejumlah negara lain. Sejak meledak kasus Harvey Moeis, suami pesohor Sandra Dewi, peta bisnis timah di Babel berubah total. Apalagi Kejagung menyeretnya ke mejah hijau, meskipun belakangan Presiden Prabowo memprotes vonis dari majelis hakim.

Hashim adik kandung Prabowo. Di Batam, Arsari Group di bulan Mei lalu, juga berinvestasi lewat PT Solder Tin Andalan Indonesia membangun pabrik timah solder di Kawasan Industri Tunas Prima, dengan investasi triliunan. Solder timah sendiri menjadi bahan utama pabrikan AirTag produk Apple. Nah, pabrikan ponsel pintar dari Amerika Serikat berinvestasi, konon Rp 16 triliun, setelah pemerintah lewat Kemenperin memblok penjualan prouduk iPhone terbaru mereka di Indonesia. Kecuali mereka berinvestasi, dengan membangun vendor, sekaligus menjadi vendor pertama di Kepri.

(*)

Bagikan