angkaberita.id - Menko Luhut Pandjaitan memastikan Indonesia akan mengekspor listrik hijau bersumber PLTS ke Singapua senilai 30 miliar dolar AS, setara Rp 308 triliun, mulai tahun 2028. Nilai itu setara listrik bebas karbon sebesar 3 GW.
Terdapat tujuh perusahaan eksportir, lima bakal memulai ekspor tahun 2028. Dua lainnya tahun 2030. Otoritas Pasar Energi (EMA) telah memberikan izin ke lima perusahaan, dan dua lainnya menyusul. Ekspor bersumber dari PLTS di Kepri, trutama Batam.
Kepastian setelah Indonesia-Singapura meneken MoU Annoucement on Cross Border Electricity Interconnection di Jakarta, 5 September. "Kita akan mengekspor energi hijau ke Singapura," kata Luhut, seperti dilansir kontan.co.id.
Lima perusahaan telah mengantongi lisensi ekspor, yakni:
(1) Pacific Medco Solar Energy Pte Ltd, kongsi beranggotakan PacificLight Renewables Pte Ltd, Medco Power Global Pte Ltd and Gallant Venture Ltd berkapasitas 0.6 GW
(2) Adaro Solar International Pte Ltd., anak usaha PT Adaro Clean Energy Indonesia berkapasitas 0.4 GW
(3) EDP Renewables APAC berkapasitas 0.4 GW
(4) Vanda RE Pte Ltd, kongsi Gurin Energy Pte Ltd and Gentari International Renewables Pte Ltd berkapasitas 0.3 GW
(5) Keppel Energy Pte Ltd 0.3 GW. Seluruhnya konsorsium berbasis di Singapura
Sedangkan dua perusahaan lainnya, seperti ditulis Katadata, seperti Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium, merupakan konsorsium berbasis di Indonesia.
(*)