Blakan-blakan MEG Di Rempang, Mereka Hanya ‘Bantu’ BP Batam Carikan Investor?
angkaberita.id - Kehebohan kabar Tommy Winata, bos Grup Artha Graha, melalui PT Makmur Elok Graha (MEG) menggarap Rempang Batam dengan nilai investasi Rp 381 triliun, dengan konsesi selama 80 tahun, terus berlanjut.
Terbaru, MEG mengaku tidak mengambil alih Pulau Rempang, tapi menjadi mitra strategis BP Batam menggaet calon investor, termasuk PMA, ke sana. Nah, guna keperluan itu, mereka berbagi tugas dengan BP Batam.
Selain membereskan kendala lahan, termasuk perizinan HPL di atas lahan seluas 17 ribu hektare, BP Batam juga menyiapkan estate regulation dan master plan pengembangannya. Sedangkan MEG membantu penyusunan master plan guna memikat calon pemodal sekaligus mencarikan investornya.
Karena itu, nantinya pengembangan Rempang terbagi dalam tujuh zona investasi. Yakni, klaster kawasan industri, wisata terpadu, bisnis terpadu, zona wisata, kawasan investasi hijau. Kemudian perlindungan alam dan warisan Galang. Pengembangan secara terpadu.
"Kami bukan ingin mengambil alih Pulau Rempang, kita membantu bagaimana menyusun master plan sehingga investor masuk bisa maksimal mengembangkan usaha," ungkap Fernaldi Anggadha, Komisaris PT MEG sekaligus Jubir MEG, seperti dikutip Liputan6, Selasa (18/4/2023).
Berbekal tujuh zona investasi, MEG akan membantu BP Batam mencarikan calon investor tepat. "Yang dapat berkontribusi mengembangkan Rempang," imbuh dia. Dengan skenario itu, untuk sebagian, MEG tak ubahnya pengelola kawasan industri lainnya di Batam. Bedanya, areal konsesi lebih luas dengan waktu konsesi lebih panjang.
Data BP Batam, hingga akhir Januari 2022 terdapat 26 kawasan industri di Batam, dengan nilai keseluruhan investasi Rp 20,4 triliun. Konsentrasi investasi terbesar di Puri Industrial Park, yakni Rp 5,8 triliun. Dari Rp 20,4 triliun tadi, berdasar sumber investasi, penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 3,4 triliun.
Mereka tersebar sebagai tenant di kawasan industri tadi, dengan status PMA sebanyak 260 tenant. Sebagian besar berlokasi di Batamindo Industrial Park. Namun berdasarkan nilai investasi, sebagian besar berinvestasi di Kabil Integrated Industrial Park.
Bukan Kasino?
Selain diperkirakan, secara bertahap, bakal menyerap ratusan ribu tenaga kerja, MEG berjanji akan melibatkan warga lokal dalam pengembangan Rempang nantinya. Mereka juga memastikan tak mengembangkan kawasan perjudian seperti terdengar belakangan.
"Tidak ada. Kami tidak mungkin buka casino," tegas Aldi, sapaan Fernaldi, seperti dikutip Batamnews, Selasa (18/4/2023). MEG belajar dari pengalaman tahun 2004 ketika terseret polemik pembukaan kasino di Kawasan Wisata Terpadu Eksklusif (KWTE) di Pulau Rempang. Padahal, klaim dia, rencana itu tak pernah ada. MEG mengaku belajar dari pengalaman itu.
Namun, berdasarkan zonasi pengembangan, MEG nantinya juga mengembangkan kawasan wisata terpadu. Hanya konsep dan skenario pengelolaannya, MEG belum mengungkap ke publik. Kabar baiknya, meskipun belum tereksekusi, BP Batam mengklaim telah berminat pemodal China berniat investasi ke Rempang.
Calon investor tadi hendak membangun pabrik kaca di sana. Jika melihat profil calon investor, boleh jadi mereka bukan hanya pabrikan kaca integrated dan produk turunannya. Namun kemungkinan juga menggarap panel surya. Sebelumnya Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian memastikan Rempang juga akan mengembangkan sektor industri energi baru dan terbarukan (EBT). Istilah Airlangga, Rempang ekosistem energi bersih.
Selain PM Singapura telah merestui impor listrik dari Batam, BP Batam dan PLN Batam juga telah meneken nota kesepahaman (MoU) kerjasama PLTS. Calon lokasinya di Pulau Bulan dan areal waduk buatan di Batam. Namun melihat gelagat pemerintah menjadikan Kepri, khususnya Batam, konsentrasi industri EBT, Rempang menjadi pilihan masuk akal PLTS.
Lokasinya tentu saja di Rempang Forest and Solar Farm Zone. Apalagi, berdasarkan penegasan Kemenko Marintim dan Investasi, ekspor listrik PLTS ke Singapura baru terelisasi di tahun 2030 menunggu pemerintah menyiapkan industri penopangnya, terutama pabrikan panel surya dan baterai penyimpan energi matahari.
Kini baru di Bangka Belitung, surga pasir kuarsa, memiliki pabrikan panel surya dengan pemodal dari China. Kepri juga kaya dengan material pasir kuarsa, bahan baku produksi kaca. Dengan masuknya Tommy Winata, setelah 18 tahun dengan tujuh pergantian walikota di Batam, menggarap Rempang.
Kini Batam menjadi penjuru mega proyek di Kepri. Selain PLTS dan kongsi pengembangan Bandara Hang Nadim, juga ambisi Jembatan Batam-Bintan dan Rempang Estate. Kecuali kongsi Hang Nadim, tiga lainnya masih tahap paling awal.
(*)
UPDATE: Penambahan Kata "Rempang" Di Penjudulan. Terima Kasih