Penyaluran Bansos (Di Kepri) Pakai Ponsel, Cegah Pengepul Kartu Miskin!
angkaberita.id - Penyaluran bansos ke warga, termasuk di Kepri, nantinya bakal lewat ponsel penerima terakhir. Sebab, skema penyaluran sekarang sering tak tepat sasaran. Untuk sebagian, akubat ulah pendamping PKH merangkap pengepul kartu.
Menko Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengungkapkan, pembagian bansos masih kacau di bawah akibat data tak sinkron. Kini, pemerintah merancang penyaluran secara digital, termasuk melalui ponsel. Sehingga, nantinya penyaluran tak berdasarkan pendataan pemerintah, tapi warga mengajukan.
Berdasarkan pengajuan tadi, pemerintah selanjutnya memverifikasi kelayakan pengajuan, terhitung penerima bansos atau tidak. Muhadjir mengakui, selama ini penyaluran bansos dari atas ke bawah merujuk data usulan. Namun belakangan, data tadi banyak tak akurat. Sehingga pembagian sering terdistorsi di bawah.
Kata dia, penyaluran lewat ponsel agar Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan hak mereka, bukan pihak lainnya. "Penerapan bansos digital dengan memberi opsi penggunaan smartphone (ponsel) sehingga masyarakat tidak memerlukan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera)," beber Muhadjir, seperti dilansir CNBCIndonesia, Senin (11/7/2022).
Dia menambhkan, dengan skema baru nanti penyalura tak tergantung pada EDC, alias input data dari bawah. Sebab, input data justru sering bermasalah. Seperti masih ditemukan KKS tidak dimiliki keluarga penerima manfaat. Tapi, untuk sebagian, malah dipegang sekelompok orang atau pengurus.
Bahkan, ada pendamping PKH merangkap pengepul kartu. Akibatnya, pendistribusian KKS lambat ke tangan berhak. "Jadi banyak sekali KPM dipegang sekelompok orang seperti pengurus, kepala suku. Bahkan, pendamping PKH itu merangkap pengepul kartu," beber Muhadjir.
Digitalisasi bansos akan mempermudah warga berhak mendapatkan akses, lewat identitifikasi biometrik sehingga lebih akurat dan akuntabel sekaligus mengurasni duplikasi penrima bansos. "Duplikas penerimaan bansos itu banyaknya luar biasa," ungkap kader Muhammadiyah itu.
(*)