Pilpres 2024, Kenapa Opsi Koalisi PKS ‘Tinggal’ Nasdem?

surya paloh, ketum nasdem

Pilpres 2024, Kenapa Opsi Koalisi PKS ‘Tinggal’ Nasdem?

angkaberita.id - Tak ingin ketinggalan kereta Pilpres 2024, PKS mengklaim segera menentukan arah koalisi parpol lewat Rapimnas, Senin (20/6/2022). Namun, mereka belum akan menyebut nama capres dulu. Kenapa?

"Rekomendasi (keputusan) partai koalisinya ya kemungkinan," ungkap Salim Segaf Aljufri, Ketua Majelis Syuro PKS, seperti dikutip merdeka.com, Minggu (19/6/2022). "(Tapi) siapa capresnya belum," imbuh dia. PKS berharap Pilpres mendatang tak hanya menghadirkan dua kontestan.

Karena itu, mereka terus menjajaki komunikasi dengan parpol lain, termasuk ke koalisi Gerindra-PKB. Apalagi, dengan PKB mereka sempat menjajaki kemungkinan koalisi "Semut Merah", meskipun belum konkret. "Komunikasi akan terus berjalan sampai nanti mudah-mudahan ada poros. Kalau kita lihat kemungkinan ada tiga capres mudah-mudahan itu terwujud," harap Salim.

Seperti diketahui, Gerindra-PKB resmi menyusul tiga mitranya di koalisi Jokowi-Makruf, yakni Golkar dan PPP serta PAN, dengan membentuk koalisi Kebangikatan Indonesia Raya (KIR). Sebelumnya Golkar Cs telah medeklarasikan KIB alias Koalisi Indonesia Bersatu. KIR bakal mencalonkan Prabowo-Muhaimin, masing-masing, Ketum Gerindra dan PKB menjadi paket Pilpres mereka.

Nasdem Kunci

Dengan kondisi itu, kini tinggal empat parpol berkursi di DPR belum terikat satu sama lain. Selain PKS, juga PDIP, Demokrat dan Nasdem. Meskipun Nasdem telah resmi mengajukan tiga capres mereka ke koalisi kelak lewat rakernas, Kamis-Jumat pekan lalu. Ketiganya, masing-masing, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa.

Kecuali Andika, dua nama pertama memang langganan tinggi elektabilitas di hasil survei sejumlah lembaga jajak pendapat, beberapa waktu terakhir. Dengan PDIP dapat mengajukan paket sendiri ke Pilpres mendatang, jika tetap ingin tiga poros, pilihan koalisi PKS hanya ke Demokrat dan Nasdem.

Sebab, jika bergabung ke KIB dan KIR, posisi tawar PKS lemah. Ujungnya, peluang kursi menteri di kabinet kelak juga mengecil. Juga, pilihan capres mereka kemungkinan besar berbeda. Sudah rahasia umum, PKS menggadang-gadang Anies Baswedan.

Komprominya, untuk sebagian, duet Anies-AHY. Sebab, dengan jumlah kursi mereka di DPR, skenario koalisi ketiganya baru memungkinkan memenuhi ambang pencapresan. Satu parpol mundur, habis peluang ketiganya berlaga ke Pilpres sebagai poros ketiga. Kini, posisi Demokrat menunggu PKS dan Nasdem.

Jika PKS mengarahkan koalisi ke Nasdem, peluang mereka bertarung ke Pilpres terbuka. Posisi tawar politik PKS juga nantinya bakal lebih tinggi, termasuk kelak di bagi-bagi kursi kabinet. Opsinya, Anies-AHY, dengan penggenap presidential threshold di Demokrat. Tapi, kalau PKS tak dapat meyakinkan Nasdem. Nasibnya akan seperti sekarang, bersama Demokrat kembali menjadi penonton di Senayan.

(*)

Bagikan