Konglomerat Di Balik Merek Minyak Goreng, Semua Cari Duit Di Pinang!
angkaberita.id - Hampir semua merek minyak goreng tersedia di Tanjungpinang, meskipun kini kondisi harganya tanpa subsidi menyusul kelangkaan terus menerus. Warga mengeluhkan harga melonjak, meskipun pasokan mulai tersedia. Bahkan, di Jawa mengular antrean beli minyak goreng.
Merek-merek tadi, untuk sebagian, pabrikan kelompok usaha konglomerat di Tanah Air. Pendeknya, meskipun telah konglomerat, mereka tetap mencari duit di Tanjungpinang. Siapa? Isu minyak goreng menjadi isu nasional lantaran Indonesia produsen terbesar minyak sawit (crude palm oil/CPO) di dunia.
CPO, seperti ekstrasi, banyak digarap konglomerat di Tanah Air. Seperti dilansir bisnis.com, Indonesia mencatat sejumlah orang kaya raya alias konglomerat berkecimpung di bisnis minyak goreng. Sebagian besar merek minyak goreng mereka familiar di telinga ibu-ibu rumah tangga, termasuk di Tanjungpinang.
Keluarga Widjaja
Keluarga tajir lewat kelompok usaha Sinar Mas Group. Anak-anak Eka Tjipta Widjaja, sang patron, memiliki perusahaan produsen minyak goreng terbesar di Tanah Air, Filma. Dalam laporan Forbes, diperkirakan Keluarga Widjaya memiliki kekayaan 9,7 miliar dolar AS, Rp 138,71 triliun. Bermodal kekayaan sebesar itu, Forbes menobatkan Keluarga Widjaja sebagai orang terkaua kedua di Tanah Air.
Anthony Salim
Anthony Salim merupakan bos dari Grup Salim, dengan pendirinya Sudono Salim alias Om Liem. Salim termasuk konglomerat di Tanah Air. Anthony Salim, lewat Grup Salim, memiliki Indofood. Lini bisnis mereka termasuk minyak goreng melalui Indofood Agri Resources Ltd, publik mengenalnya dengan merek Bimoli. Dalam laporan Forbes, kekayaan Anthony Salim diperkirakan 8,5 miliar dolar AS, setara Rp 121,55 triliun sekaligus menjadi ornag terkaya ketiga di Tanah Air.
Bachtiar Karim
Bachtiar Karim, bos Grup Musim Mas, memiliki bisnis sawit terbesar di Indonesia. Perusahaan dia memproduksik beberapa merek minyak goreng, termasuk Sunco. Bachtiar anak pertama dari empat bersaudara keturunan Anwar Karim. Menurut Forbes, kekayaannya diperkirakan 3,5 miliar dolar AS, setara Rp 50 triliun. Dia tercatat orang terkaya urutan ke-10 di Tanah Air.
Martuar Sitorus
Publik mengenal Martuar Sitorus sebagai bos Wilmar, produsen minyak goreng Fortune dan Sania. Kekayaan dia ditaksir 2,9 miliar dolar AS setara Rp 41 triliun.
Sukanto Tanoto
Kerajaan bisnis Sukanto Tanoto, sebagian berlokasi di Riau, dan dia dikenal pemilik dan Royal Golden Eagle International. Dia berbisnis di industri sawit melalui Asian Agri dan Apical serta memproduksi minyak goreng merek Camar. Kekayaan Tanoto ditaksir 2,3 miliar dolar AS.
(*)