Geber Pertashop, Pertamina Dongkrak PAD Kepri Lewat Energi Sehat!
angkaberita.id - Pertamina mengapresiasi antusiasme warga Kepri beralih ke energi sehat, khususnya BBM non subsidi seperti Pertalite, sering terbatasnya pasokan BBM bersubsidi Premium. Terbukti, pengajuan Pertashop di Kepri, khususnya Bintan-Tanjungpinang, terus meningkat. Terbaru, Pertamina mencatat telah 28 Pertashop dalam proses hingga akhir tahun ini.
"Akhir tahun ini, Insya Allah operasional," ungkap Fahrizal Imadudin, Sales Area Manager Pertamina Wilayah Kepri, Minggu (28/11/2021). Bahkan, lima di antaranya telah beroperasi, termasuk di Jalan Lintas Barat, Bintan, Sabtu (27/11/2021). Sehingga di Bintan, keseluruhan terdapat tiga Pertashop beroperasi. Dua lainnya di Batam.
Demi percepatan puluhan Pertashop lainnya, Fahrizal berharap dukungan Pemda di Kepri, demi percepatan ekonomi seiring hadirnya Pertashop. "Kami harapkan dukungan perizinan Pemda setempat," ucap Fahrizal. Sebab, dengan menyediakan BBM non subsidi, Pertashop secara tidak langsung juga berkontribusi bagi perekonomian daerah melalui dana bagi hasil pajak BBM.
Di Kepri, Fahrizal menilai, kontribusi Pajak BBM terhitung cukup tinggi. Setiap liter transaksi BBM non subsidi, Pertamina menyetorkan 10 persen ke Pemda setempat. "Setiap bulannya kami setorkan ke kas daerah," kata Fahrizal. Hanya saja, dia tak mengungkapkan angka pasti setoran berupa PAD itu. "Dan (nilainya) alhamdulillah makin baik. Saya kebetulan tidak membawa data," kelit dia.
Pertamina menilai, berkaca dari setoran Pertamina ke kas Pemprov sejauh ini, warga Kepri mulai terbiasa beralih ke energi sehat dan lebih baik, yakni BBM non subsidi. Apalagi menurutnya, transisi ke energi sehat juga sejalan dengan konsep Gubernur Kepri percepatan potensi ekonomi daerah melalui energi sehat.
Pertashop sendiri didesain menjual BBM non subsidi, dan tahap awal di Kepri jenis Pertamax, dan berangsur nantinya Pertalite. Berdasarkan data BP2RD Kepri, kontribusi Pajak BBM ke kas Pemprov tak bisa dibilang rendah. Hingga tahun 2018, dia menjadi andalan ke gentong PAD setelah Pajak Kendaraan Bermotor dan BBnKB.
Bersama dengan pajak rokok, BBNKB dan pajak air permukaan, kelimanya merupakan gentong PAD di APBD Kepri. Kepala BP2RD Kepri melalui Kabid Pendapatan Dan Retribusi Daerah, Anjar Wijaya tak menampik itu. "(Soal realisasi dana bagi hasil pajak BBM) di BPKAD. Kami hanya rekomendasi saja," kilah dia, Minggu (28/11/2021).
Sekadar gambaran, konsumsi BBM nonsubsidi di tahun 2020 saat pandemi masih mewabah di Kepri, hingga September realisasi penyaluran BBM mencapai 64 persen. Jenis Pertamax Turbo dan Pertamax 92 meningkat, dengan rincian Pertamax Turbo 18 kiloliter per hari pada Juli 2020, menjadi 29 kiloliter di Agustus-September 2020.
Begitu juga Pertamax 92, naik menjadi 14-15 kiloliter per hari di Agustus dan September 2020, dari sebelumnya 10 kiloliter pada Juli 2020. Dengan realisasi sebesar itu, di tahun lalu, tergambar asumsi duit Pajak BBM per transaksi masuk ke kas Pemprov Kepri, belum termasuk hitungan kontribusi Pertalite meskipun saat itu belum sepopuler sekarang.
(*)