Ladang Duit Baru Di Batam, Lokasi Pulau Bulan Dan Duriangkang!

pembangkit listrik tenaga surya (plts) terapung di singapura/foto via straitstimes.com

Ladang Duit Baru Di Batam, Lokasi Pulau Bulan Dan Duriangkang!

angkaberita.id - Krisis energi di Singapura berujung investasi. Perusahaan patungan Indonesia dan Singapura sepakat membangun tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Batam. Ekspor perdana dari Energi Bersih Terbarukan (EBT) sebesar 100 MW ditargetkan tahun 2024.

Proyek melibatkan Grup Salim melalui Gallant Venture dan Medco Energi. Kerjasama pengembangan diteken PT Trisurya Mitra Bersama dan PLN Batam dengan Sembcorp Industries. Kemudian Medco Power Energy dan dua perusahaan Singapura, Gallant Venture Ltd dan PacificLight Energie Pte Ltd. Ketiga antara konsorsium Sunseap dan Grup Agung Sedayu.

Kesepakatan proyek dan pembelian energi bersih di tengah Singapore International Energy Week, Senin (25/10/2021). Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menaker serta Menteri Muda Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng menyaksikan penandatanganan itu. Menteri ESDM dalam pernyataan tertulis menyatakan, kesepakatan tadi sebagai bagian komitmen global mencegah terjadinya perubahan iklim.

"Indonesia serius mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Potensi yang dimiliki sangat besar mulai dari tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan arus bawah laut," kata Menteri Arifin, seperti dilansir Katadata, Selasa (26/10/2021). Dia menambahkan, Indonesia bukan hanya akan memenuhi kebutuhan energi bersih dan terbarukan dalam negeri, namun juga kepentingan ekspor.

Ekspor Perdana Pulau Bulan

Ekspor perdana 100 MW dari Pulau Bulan tonggak pertama Indonesia menyediakan EBT. Arifiin berharap, pengembangan EBT dapat mendorong bangkitnya industri dalam negeri penghasil panel surya sekaligus membuka lapangan kerja dan keahlian di bidang energi baru terbarukan.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong menyatakan, Singapura telah bertekad menjadi negara rendah karbon dengan mulai beralih dari energi fosil ke EBT, dengan melirik tenaga surya dan energi air. Singapura telah mulai mengembangkan dengan memanfaatkan waduk dan atap bangunan.

Namun jumlah lahan terbatas memaksa Singapura sulit swasembada EBT. “Karena Singapura membutuhkan pasokan energi listrik dari energi rendah karbon hingga 4 GW pada 2035 mendatang. Tahap pertama kami mengimpor dari Pulau Bulan, Indonesia sebesar 100 MW,” kata Gan.

Presdir Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menjelaskan, rencana ekspor listrik tenaga surya dari Pulau Bulan sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. Berbagai kajian telah dilakukan secara panjang dan akhirnya mendapatkan komitmen pembelian dari Energy Market Authority (EMA) memasok kebutuhan Singapura.

“Sekarang tugas kami merealisasikannya. Ada 1.000 ha lahan yang tersedia sehingga bisa menghasilkan 1 GW. Namun untuk tahap pertama akan diekspor 100 MW dan harapannya sudah bisa direalisasikan 2024 nanti,” kata Hilmi. Presdir PT Trisurya Mitra Bersama Benjamin Subrata menjelaskan, bersama Sembcorp pihaknya tak hanya di Batam tapi juga membangun PLTS di NTT.

“Untuk di Batam rencananya kami akan memulai dengan 350 MW di mana 50 MW akan dipergunakan untuk Batam dan sisanya diekspor ke Singapura. Namun proyek lebih besar akan kami lakukan di Sumba dan akan dikembangkan di lahan seluas 6.000 ha,” jelas Ben Subrata. (*)

Bagikan