COVID-19: Bersiap Telemedicine, Menkes Janji Mereformasi Rumah Sakit (Di Kepri?)

menkes menilai reformasi sistem kesehatan di tanah air, termasuk pengelolaan rumah sakit tak terbendung seiring pandemi covid-19. ke depan, kemenkes bersiap mereformasi ekosistem sistem kesehatan di tanah air, termasuk memaksimalkan pemanfaataan data dan teknologi informasi seperti telemedicine/foto via kompas.com/kristianto puromo

COVID-19: Bersiap Telemedicine, Menkes Janji Mereformasi Rumah Sakit (Di Kepri?)

angkaberita.id - Pandemi COVID-19 memaksa Kemenkes bersiap mereformasi sistem kesehatan di Tanah Air, termasuk pengelolaan rumah sakit. Sedikitnya enam sektor bakal menjadi sasaran reformasi ke depan. Krisis kesehatan sekarang, Menkes menegaskan, momen mereformasi ekosistem kesehatan di Tanah Air.

Enam sektor dimaksud, seperti dilansir Katadata, pertama layanan kesehatan. “Kami ingin anggaran Kemenkes lebih banyak digunakan untuk mencegah orang sakit,” tegas Menkes Budi Gunadi Sadikin, Kamis (29/7/2021). Kedua, reformasi sektor kesehatan seperti rumah sakit.

Ketiga, Menkes menekankan, ketangguhan sektor kesehatan mengghadapi krisi. Keempat, pendanaan. Kelima, reformasi sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan. Terakhir, teknologi. “Kebijakan yang baik biasanya muncul dari tantangan besar,” tegas Budi. “Kami bisa menjadikan krisis ini untuk memulai reformasi.”

Sebelumnya Menkes mengungkapkan tiga cara berbasis digital menangani pandemi COVID-19. Satu di antaranya, Menkes ingin memaksimalkan data tujuan diagnosa kesehatan masyarakat seiring meningkatnya kasus di Tanah Air. Sehingga memaksa pemerintah menerapkan PPKM Level 4 di sejumlah daerah, termasuk Kepri.

Tiga terobosan berbasis digital dimaksud, pertama melibatkan 11 startup kesehatan menyediakan konsultasi secara online (telemedicine) hingga pengiriman obat bagi pasien COVID-19. Pemerintah menggandeng Alodokter, Getwell, Good Doctor, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok.

“Kami sudah mengidentifikasi bagaimana mereka bisa mendiagnosa secara online,” kata Budi di acara virtual Bank Dunia bertajuk ‘Beyond Unicorns: Harnessing Digital Technologies for Inclusion in Indonesia’, Kamis. Katanya, pasien dapat berkonsultasi melalui 11 platform telemedicine tadi sekaligus obat gratis.

Kemenkes berkeinginan mengoptimalkan pemanfaatan data pribadi demi meningkatkan layanan kesehatan. Dengan begitu, dokter bisa mengakses informasi lengkap mengenai kesehatan setiap pasien datang secara instan dengan tetap ada standar pengelolaan data sensitif pasien.

“Data ini bisa digunakan untuk meningkatkan diagnosa data kesehatan masyarakat,” kata Budi. Kedua, menggunakan aplikasi PeduliLindungi mendorong vaksinasi COVID-19. Kemenkes menggandeng swasta, kementerian dan lembaga (K/L) mewajibkan vaksinasi jia ingin mengakses layanan.

Nah, memastikan sertifikat vaksin asli, Kemenkes menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dan sudah diterapkan di Bandara Soekarno Hatta. “Kami bisa memperluas ini di stadion, bioskop, dan lainnya untuk mengontrol jumlah pengunjung,” kata Menkes. Terakhir, Kemenkes ingin membangun ekosistem yang mendukung startup kesehatan.

“Jika mendapatkan pola sesuai, kami bisa mereplikasi itu, baik di kesehatan maupun bioteknologi,” janji Menkes berpengalaman bankir itu. Di Kepri, khusus telemedicine, klinik tanpa kasir rintisan PCNU Tanjungpinang telah menerapkannya selama pandemi. Bahkan, mereka aktif merawat pasien isolasi mandiri melalui grup WA. "Kita hadir atas nama kemanusiaan," ujar Hisnindarsyah, dokter klinik tanpa kasir di Tanjungpinang.

(*)

Bagikan