Gandeng Incheon, Bermodal Rp 7,6 Triliun Hang Nadim Tantang Changi Singapura

dengan skema kpbu, pemerintah dan pemerintah korea selatan sepakat menyulap bandara hang nadim menjadi hub logoistik internasional dan domestik sekaligus menjadi pesaing bandara changi singapura, melalui konsorsium pt angkasa pura i, pt wijaya karya dan pengelola bandara incheon. konsorsium pada 2024 akan memulai proyek perluasan dan pengembangan bandara terbesar di sumatera dengan nilai proyek rp 7,662 triliun. pihak incheon menanggung 30 persen di antaranya/foto via bisnis.tempo.co

Gandeng Incheon, Bermodal Rp 7,6 Triliun Hang Nadim Tantang Changi Singapura

angkaberita.id – Menggandeng pengelola Bandara Incheon Korea Selatan (IIAC), PT Angkasa Pura I berduet PT Wijaya Karya mempersiapkan Bandara Hang Nadim menjadi penantang serius Bandara Changi di Singapura.

Tak main-main, konsorsium itu menyiapkan duit Rp 7,6 triliun lebih demi menyulap Bandara Hang Nadim menjadi hub kargo internasional dan dalam negeri. Dengan skema BOT, pengelola bandara tersibuk di Negeri Gingseng, sebelum pandemi COVID-19, itu bakal menggelontorkan dana segar sebesar 30 persen nilai proyek.

Pengerjaan proyek dijadwalkan tuntas pada tahun 2024 mendatang. “(Pengelola Bandara Incheon) akan menginvestasikan 30 persen saham dalam proyek senilai 600 miliar won ,” kata Jubir IIAC seperti dilansir Korea Herald mengutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap, awal pekan ini.

Dengan kurs per won Korea setara Rp 12,77 diperkirakan nilai proyek tembus Rp 7,662 triliun. Proyek merupakan kerjasama pemerintahan Jokowi dengan pemerintah Korea Selatan. Jubir IIAC menambahkan, dengan kesepakatan itu, konsorsium nantinya bakal mengoperasikan Bandara Hang Nadim selama 25 tahun begitu proyek selesai pengerjaan.

Kerjasama kemarin, sekaligus menjadi kerjasama pertama IIAC dengan pihak di luar Korea Selatan. IIAC kepincut dengan Bandara Hang Nadim, bukan hanya strategis namun juga diyakini bakal berkembang. Terbukti, sepanjang 2019 bandara dengan landas pacu terpanjang di Tanah Air, mencatat jumlah penumpang sebanyak 4,5 juta.

Delapan maskapai, termasuk Garuda Indonesia dan Ryanair, menerbangi Bandara Hang Nadim. Keseluruhan Bandara Hang Nadim melayani penerbangan ke 23 rute. Kerjasama itu seiring dengan kabar Singapura mengembangkan Bandara Changi dengan perluasan Terminal 5, meskipun terpaksa dihentikan sementara tahun 2020 akibat pandemi COVID-19..

Bekal IIAC menjadikan Bandara Hang Nadim menyaingi Bandara Changi juga bukan kaleng-kaleng. Sejauh ini, IIAC telah mengantongi kontrak kerjasama senilai 227 juta dolar Amerika dalam pengelolaan bandara di luar Korea Selatan, termasuk jasa konsultasi pengelolaan bandara di 15 negara.

Hub Kargo

Konsorsium itu memenangi proyek dengan skema KPBU seperti diumumkan BP Batam pada 19 Maret lalu. Nantinya, Bandara Hang Nadim dikembangkan menjadi hub kargo internasional dan dalam negeri.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, Bandara Hang Nadim akan dikembangkan menjadi hub destinasi penerbangan sekaligus hub logistik serta kargo di wilayah barat Indonesia.

“Lokasi Bandara Hang Nadim Batam yang cukup strategis di regional Asia Tenggara dan berdampingan dengan pelabuhan kargo dan kawasan industri membuat bandara ini cocok untuk dijadikan pusat logistik,” ujar Faik seperti dilansir Kompas.com, Senin (22/3/2021).

President & CEO Incheon International Airport Corporation Kim Kyung-wook mengatakan, pihaknya akan mengembangkan Bandara Hang Nadim Batam menjadi hub baru sekaligus mendongkrak pasar industri aviasi Indonesia berbekal pengalaman mengelola Bandara Incheon.

“Selain itu, Indonesia merupakan salah satu mitra penting Pemerintah Korea Selatan. Maka kami harap proyek ini akan memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang pengembangan infrastruktur,” jelas dia.

Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam sebagai hub kargo internasional dilakukan dengan upaya menarik trafik kargo dari Amerika dan Eropa agar dapat transit di Batam untuk kemudian melanjutkan penerbangan ke Australia.

(*)

Bagikan