COVID-19: Ibu Menyusui Boleh Vaksinasi, Ibu Hamil Tidak Boleh. Siapa Lebih Banyak Di Batam?
angkaberita.id– Pemerintah telah menetapkan lima tahapan vaksinasi berdasarkan kelompok prioritas sasaran. Per Januari 2021, seiring datangnya tambahan 1,8 juta dosis vaksin, petugas kesehatan di tanah air prioritas pertama mendapatkan vaksinasi.
Setelah itu, petugas pelayanan dasar publik seperti anggota TNI-Polri, Satpol PP, PNS, guru, legislator, sopir angkutan umum/ logistik dan UMKM. Tahap ketiga, kelompok warga berkontak erat dengan penyintas COVID-19 berdasarkan data sepekan terakhir sebelum vaksinasi massal di 34 provinsi.
Keempat, kelompok sektor pelayanan publik rentan tertular. Terakhir, menyasar warga umum berbasis wilayah, yakni mereka berisiko tinggi sesuai ketersediaan vaksin. Bagaimana dengan ibu hamil dan ibu menyusui? Seperti penyintas COVID-19, ibu hamil tidak menjadi sasaran vaksinasi.
Selain keduanya, pengecualian pemberian vaksinasi ialah warga dengan penyakit penyerta dan warga berusia di atas 59 tahun dan di bawah 18 tahun. “Sesuai arahan Kemenkes,” ungkap Didi Kusmarjadi, Kepala Dinkes Batam, belum lama ini. Dia lantas menyodorkan empat syarat vaksinasi.
Yakni, berusia 18-59 tahun, tidak memiliki penyakit penyerta (Komorbid), tidak sedang hamil dan tidak pernah terinfeksi COVID-19. Namun dia menambahkan, ibu menyusui diperbolehkan meskipun dia juga tidak mengerti alasannya karena vaksinasi COVID-19 termasuk “barang baru”.
Penjelasan senada juga terlontar dari Rustam, Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang. “Ibu menyusui bisa divaksinasi,” kata Rustam sembari berjanji akan update info terkait. Kecuali smallpox dan demam kuning, kalangan medis menilai vaksinasi ibu menyusui aman, termasuk vaksinasi influenza. Di Inggris, pemerintah tak menyarankan ibu menyusui vaksinasi.
Terpisah, Kepala Dinkes Kepri Muhammad Bisri menegaskan, ibu hamil tidak prioritas vaksinasi lantaran dikhawatirkan terjadi efek samping terhadap janin. “Ya tidak spesifik, tergantung kondisi ibu hamil, tapi secara umum untuk menjaga janin dikandung,” tegas Bisri.
Secara gender, Bisri menjelaskan tidak ada pembedaan apakah kaum perempuan lebih banyak sebagai sasaran vaksinasi dibanding kaum pria di Kepri nantinya. Hingga sejauh ini, juga belum ada gambaran alokasi vaksin di Kepri, meskipun di Batam menurut Kadinkes Didi diperlukan setidaknya 800 ribu dosis.
(*)