Pilkada Di Kepri (7): Marlin-Suryani, Siapa Sukses Menantang Dominasi Laki-laki di Pilgub?

marlin agustina dan suryani, dua perempuan di pilgub kepri, dipastikan tidak hanya bertarung mewakili paslon masing-masing, namun juga bersekutu menantang dominasi kaum laki-laki di pilgub kepri. kenapa?/foto via detik.com

Pilkada Di Kepri (7): Marlin-Suryani, Siapa Sukses Menantang Dominasi Laki-laki di Pilgub?

angkaberita.id – Politik Pilkada di tanah air, termasuk Kepri, agaknya masih lekat dengan kaum laki-laki. Terbukti, dari 270 daerah peserta Pilkada serentak, hanya terdapat 159 perempuan dari 656 paslon dalam ajang kontestasi berpuncak pada 9 Desember mendatang. Sebagian besar bertarung di pemilihan bupati.

Jika diasumsikan masing-masing Pilkada terdapat dua kontestan, partisipasi perempuan sebagai calon pemimpin daerah hanya setara 15 persen. Kondisi serupa juga terjadi di Kepri. Dari 34 nama pada surat suara di tujuh Pilkada, termasuk Pilgub Kepri, hanya dua nama kontestan perempuan atau hampir 6 persen.

Kabar baiknya, kendati belum ideal, Pilgub Kepri 2020 mencatatkan sejarah, dengan dua perempuan tercetak di surat suara. Secara nasional, seperti dilansir Katadata, dari 15 persen tadi, tersebar lima perempuan di Pilgub, dua di antaranya di Kepri.

Kemudian sebanyak 26 di Pilwako dan 128 orang selebihnya, di Pilbup. Jika rujukannya itu, Kepri patut berbangga hati dengan munculnya dua Srikandi itu. Kontribusi perempuan Kepri di Pilgub secara nasional, sebesar 22,2 persen. Jauh di atas daerah lain.

Dari tiga Pilgub Kepri terakhir sejak 2005, baru kali ini muncul paslon perempuan. Itu, harus diakui merupakan sejarah, meskipun urusan kualitas dan elektabilitas menjadi persoalan lain.

Kendati Kepri juga pernah mencatat kesuksesan perempuan di kontestasi Pilkada. Di Tanjungpinang, Suryatati A. Manan sukses meraih dukungan pemilih di Pilkada 2002 dan 2017. Bahkan, dia menakhodai Bumi Gurindam hampir dua windu termasuk di saat kota administratif.

Nah di Pilgub Kepri, dua dari lima nama itu, ialah Marlina Agustina berpasangan dengan Ansar Ahmad, dan Suryani berduet dengan Isdianto. Nama pertama bertarung membawa tiket Golkar, Nasdem, PAN dan PPP. Sedangkan nama terakhir didukung PKS, Hanura dan Demokrat.

Marlin, lahir di Karimun, merupakan istri dari Muhammad Rudi. Seperti Marlin, Rudi juga maju di Pilkada, namun di Piwako Batam berstatus petahana dan Ketua DPW Nasdem Kepri. Sedangkan Suryani, lahir di Cilacap, Jawa Tengah, merupakan anggota DPRD Kepri dari PKS selama tiga periode.

Secara politik, Suryani bukan orang baru. Sedangkan Marlin, kendati belum lama terlibat politik praktis, namun memiliki bobot politik sebanding lantaran status sang suami sebagai pentolan Nasdem sekaligus penguasa Batam selama 10 tahun terakhir, 5 tahun di antaranya sebagai wakil Walikota Ahmad Dahlan.

Selain pusat ekonomi dan perputaran uang di Kepri, Batam juga pusat pertumbuhan ekonomi di tanah air. Secara politik, Batam juga merupakan kunci memenangkan pertarungan Pilgub Kepri, karena jumlah pemilih terbanyak di Kepri. Bahkan, bobot politiknya setara dengan Kepri, jika ukurannya kursi DPRD dan APBD.

Jika Kepri, kursi DPRD sebayak 45, DPRD Batam lima kursi lebih banyak, yakni 50 kursi lantaran setengah penduduk Kepri terkonsentrasi di Batam. Begitu juga dengan APBD, Batam dan Kepri tidak jauh-jauh dana kelolaan pembangunannya. Bahkan, secara PAD Batam lebih besar dibanding Kepri.

Kemudian PKS dan Nasdem merupakan dua parpol pemenang pemilu di Kepri, bersama dengan PDIP dan Golkar, mereka menempatkan kadernya di kursi pimpinan. Nah, pada titik ini, kontestasi Marlin Agustina-Suryani menarik ditunggu, khususnya siapa sukses menantang dominasi kaum laki-laki di hajatan demokrasi itu?

(*)

Bagikan