Singapura, Negeri Surga Pajak Terlilit Resesi. Bagaimana Nasib Kepri?

merlion, ikon singapura. selain merupakan negara berpendapatan perkapita tertinggi di dunia, singapura juga surganya pajak orang kaya di dunia. kini resesi melilit negara itu bersamaan dengan protes elektoral kaum muda di sana dengan memberikan oposisi 10 kursi di parlemen/foto via singaporetravellers.info

Singapura, Negeri Surga Pajak Terlilit Resesi. Bagaimana Nasib Kepri?

angkaberita.id – Kendati kehilangan mayoritas absolut di parlemen Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong langsung mengucapkan selamat kepada Pritam Singh, Ketua Partai Pekerja (WP) Singapura. Lee juga berjanji akan menganggap 10 anggota parlemen kubu oposisi mitra sejajar.

Lee Hsien Loong, Sekjen Partai Aksi Rakyat (PAP) Singapura mengakui Singapura memerlukan pendekatan baru, terutama di kalangan muda. Pandemi COVID-19 dan kebijakan lockdown, istilah Singapura sebagai circuit breaker, benar-benar menjadi otokritik bagi partai pemerintah selama berkuasa sejak lepas dari Malaysia lebih setengah abad silam.

Terbukti, seperti dilansir TheStraitstimes, meskipun menangguk suara 61,24 persen tapi raihan itu tak sesuai harapan. Bahkan, terbilang turun dibanding torehan pemilu 2015, sebesar 69,9 persen. Meskipun masih tinggi dibanding prestasi terburuk PAP saat pemilu 2011, hanya sebesar 60.1 persen.

Dengan hasil itu, kubu Lee hanya menguasai 83 dari keseluruhan 93 kursi di parlemen serta kehilangan tiga daerah pemilihan, yakni Aljunied, Hougang dan Sengkang. Dapil terakhir merupakan dapil kejutan karena petinggi PAP kalah di dapil pemekaran itu. Sedangkan Aljunied dan Hougang sejak dulu merupakan lumbung WP.

Pemilu kemarin, selain PAP dan WP juga diikuti dua parpol lainnya, yakni PSP dan SDP. Namun dua parpol terakhir tak mendapatkan sama sekali kursi. Meskipun sejumlah nama besar bercokol di situ, yakni Tan Cheng Bock, mantan petinggi PAP dan sekutu dekat adik kandung Lee Hsien Loong.

Sedangkan SDP mengandalkan ketenaran Paul Ambyah, ahli epidemologi kenamaan Singapura sekaligus otak di balik kesuksesan Negeri Singa meredam penyebaran pandemi COVID-19. Kendati sukses mengalahkan rival politiknya di bilik suara, namun Lee agaknya harus menyerah dengan pandemi, dan menerima kado pahit kemenangan pemilu berupa resesi.

Seperti dilansir CNBC Indonesia, nilai tukar dolar Singapura langsung melemah kepada rupiah pada perdagangan, (14/7/2020), seiring terjadinya resesi. Penurunan kurs juga dibarengi kontraksi produk domestik bruto (PDB) terparah sepanjang sejarah. Selama enam bulan terakhir, Singapura melaporkan dua kali pertumbuhan minus.

Singapura terakhir kali resesi pada saat krisis keuangan global tahun 2008. Perang dagang Amerika Serikat dengan China diyakni berandil terhadap kondisi itu, selain terjangan bertubi-tubi pandemi COVID-19 sehingga bisnis di Singapura mati suri akibat kebijakan circuit breaker.

Akankah Singapura pulih dari resesi? Pengalaman 2008 membuktikan, Negeri Singa bangkit menata perekonomian. Apalagi, Singapura bersama dengan sejumlah negara di dunia juga dikenal sebagai surganya pajak (tax haven), sehingga menjadi magnet bagi pemilik duit beramai-ramai memarkirkan uangnya di sini, tanpa takut dikejar petugas pajak.

Berdasarkan laporan Statista, Singapura mengandalkan status surga pajak sebagai penggerak perekonomiannya. Selain Singapura, juga terdapat Irlandia, Belanda dan Belgia. Namun resesi itu, tentu saja, menjadi kabar buruk bagi perekonomian tanah air, apalagi duit Singapura masih menjadi andalan penggerak ekonomi di tanah air, termasuk Kepri. Benarkah? (*)

Bagikan