Skenario Persekolahan Tahun Ajaran Baru Di Kepri Saat COVID-19, Siapa Harus Jadi Prioritas?

kemendikbud memutuskan tahun ajaran baru 2020/2021 bergulir mulai 13 juli, pembukaan sekolah sepenuhnya kewenangan pemda di daerah masing-masing/foto ilustrasi via hariansib.com

Skenario Persekolahan Tahun Ajaran Baru Di Kepri Saat COVID-19, Siapa Harus Jadi Prioritas?

angkaberita.id– Sejumlah kalangan masih berharap Walikota Batam mempertimbangkan kembali rencana membuka aktivitas persekolahan tahun ajaran baru pada 13 Juli mendatang, seperti biasa. Kalaupun tetap berlanjut, disarankan metodenya pembelajaran jarak jauh, terutama jenjang pendidikan dasar.

Alasannya, kasus infeksi COVID-19 di Batam masih terus terjadi penambahan. Bahkan, belakangan muncul klaster baru misterius, termasuk belakangan klaster terbaru dengan jumlah orang terinfensi hingga belasan orang.

Sehingga menjadikan kasus COVID-19 di Batam terus bertengger tertinggi di Kepri. Hingga 1 Juni tercatat sebanyak 207 kasus, 139 di antaranya di Batam sehingga masih termasuk zona merah.

“Saya menyarankan agar pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru dengan cara home learning, belajar dari rumah hingga kasus Covid-19 reda,” kata Surya Makmur Nasution, Ketua Umum Kahmi Kepri di Batam, dalam rilisnya, belum lama ini. Dia menambahkan, metode itu terutama buat anak sekolah jenjang PAUD, TK dan SD.

Mereka katanya, sebaiknya tidak perlu hadir secara fisik di sekolah tapi belajar dari rumah. “Kita tidak mau para orangtua merasa cemas karena was-was anak-anaknya belum dapat secara mandiri menjaga cara hidup dalam keadaan abnormal atau new normal,” jelas anggota DPRD Kepri periode 2009-2014 dan 2014-2019.

Dia menambahkan, anak-anak sesuai itu diyakini belum bisa secara mandiri dan disiplin menggunakan masker, cuci tangan dan menerapkan penjarakkan fisik (physical distancing). “Dapat dibayangkan bagaimana kerumunan anak-anak dalam satu kelas jika jumlah muridnya sampai 40 orang. Tentu sangat berisiko,” sebutnya.

Nah, sebaiknya menurut dia, Pemko Batam menunggu hingga kasus COVID-19 di Batam benar-benar tak terjadi penambahan lagi. “Baru sekolah dibuka kembali,” harap Surya Makmur, Pendiri Firma Hukum Akbar & Partners itu.

“Saya memang bukan praktisi pendidikan. Hanya saja, keselamatan jiwa anak jauh lebih penting dari pada hadir di sekolah. (Jika tetap persekolahan seperti biasa) kalau ada masalah di kemudian hari, siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Kendati terdengar sejumlah suara keberatan dengan pembukaan sekolah seperti biasa, namun Pemko Batam agaknya bakal bertahan dengan keputusannya. Apalagi kemungkinan serupa juga berlaku secara meluas di Kepri. “Tanggal 13 Juli, sepakat murid masuk semua, kalau tidak ada perubahan,” ujar Rudi, seperti dikutip Batamnews, Kamis pekan lalu.

Keputusan itu, menurutnya, hasil rapat bersama dengan kepala sekolah jenjang TK,SD dan SMI di seluruh Batam, baik sekolah negeri maupun swasta. Nah, menuju ke 13 juli, Pemko memperpanjang kebijakan belajar dari rumah per 2 Juni hari ini.

Selama masa persiapan itu, Walikota meminta sekolah memperhatikan sanitasi dan kesehatan sekolahnya, terutama kondisi WC sekolah. “Sebelum murid masuk, tolong WC murid harus bersih, itu penting,” pesannya.

Dinas Pendidikan Kepri dikabarkan tengah mengkaji kemungkinan pembukaan aktivitas persekolahan seperti biasa, terutama di daerah berstatus zona hijau COVID-19, dengan syarat penerapan protokol kesehatan ketat nantinya.

Selain itu, Disdik juga mengkaji alternatif lainnya seperti mengubah metode kegiatan belajar mengajarnya, termasuk menerapkan pembelajaran secara bergiliran sehingga dapat terjaga penjarakkan fisik.

“Bisa dilakukan shif seperti separuh belajar di sekolah dan separyhnya belajar di rumah, itu dilakukan secara bergantian disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing,” ungkap Muhammad Dali, Kepala Dinas Pendidikan Kepri, belum lama ini.

Namun sebelum memutuskan, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19 Kepri, terutama terkait data ODP, PDP dan OTG. Tujuannya, Dali menyebut, guna mengetahui orang tua atau wali murid, atau orang terdekat termasuk guru, apakah di antara mereka ada berstatus ODP, PDP dan OTG.

Terpisah, Gugus Tugas COVID-19 Kepri memberikan sinyal agar kegiatan belajar mengajar, jika memang tetap menggulirkan tahun ajaran baru, khusus anak PAUD-SD tetap dari rumah alias pembelajaran jarak jauh.

Sebab, Kepala Dinkes Kepri Tjetjep Yudiana mengklaim, mereka rentan terjangkit COVID-19. Data mereka, tak sedikit anak-anak terpapar wabah itu, baik sebagai PDP maupun OTG. “Ada, (datanya) tapi harus ditelusuri dulu, minta waktu ya, akan saya minta staf untuk menyiapkannya,” janji Jubir Gugus Tugas COVID-19 Kepri itu.

Sebelumnya, Kemendikbud memastikan tahun ajaran baru 2020/2021 mulai 13 Juli mendatang. Namun keputusan pembukaan aktivitas persekolahan sepenuhnya diserahkan ke masing-masing Pemda sesuai dengan kondisi setempat.

“Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka,” jelas Plt Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Hamid Muhammad, belum lama ini.

Keputusan itu seiring dengan kebijakan pemerintah berdamai dengan pandemi, dengan memulai tatanan baru (new normal). Gugus Tugas COVID-19 telah memberikan lampu hijau sebanyak 102 kabupaten/kota di tanah air menggulirkan new normal, termasuk tiga daerah di Kepri, yakni Kabupaten Anambas, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Natuna, tidak termasuk Batam.

Sehingga jika mengacu data BPS Kepri, dengan skenario pembukaan sekolah seperti biasa, risiko terpapar COVID-19 tertinggi di Batam. Selain jumlah sekolah terbanyak di Kepri, juga jumlah guru dan muridnya terbesar di Kepri. Pun, potensi carrier dalam kasus COVID-19, istilah gaulnya Orang Tanpa Gejala (OTG).

Berdasarkan data, jumlah sekolah di Batam jenjang TK hingga SMA hampir 1.000 sekolah, gabungan sekolah negeri dan swasta. Dengan jumlah guru tertinggi di Kepri, yakni sebanyak 11.992 orang, dan murid terbesar di Kepri, bahkan digabungkan tiga kabupaten lainnya dalam daftar ini, sebanyak 226.595 orang.

(*)

Bagikan