Belajar Dari COVID-19: Mendikbud Siapkan Skenario Terakhir Pendidikan Di Tanah Air, Apa Itu?

mendikbud mendongeng di depan pelajar di tanah air. menteri nadiem makarim mengaksentuasi kenormalan baru “belajar dari covid-19″/ bklm kemendikbud via tempo.co

Belajar Dari COVID-19: Mendikbud Siapkan Skenario Terakhir Pendidikan Di Tanah Air, Apa Itu?

angkaberita.id – Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan menyiapkan skenario terburuk penyelenggaran pendidikan di tanah air, namun membantah kabar bakal bergulirnya tahun ajaran baru mulai Juni bulan depan.

Kemendikbud masih mencermati perkembangan kasus pandemi COVID-19 sebelum memutuskan kebijakan strategis dalam waktu dekat. Kemendikbud juga terus berkoordinasi dengan Gugus Tugas COVID-19.

“Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar,” kata Nadiem Makarim, Mendikbud saat raker virtual dengan Komisi X seperti dilansir CNBC Indonesia, Jumat (22/5/2020). Dia menegaskan, keputusan memulai tahun ajaran baru bukan berada di tangannya.

“[Keputusan] bukan di Kemendikbud. Keputusannya kapan, dengan format apa, dan seperti apa, dan karena ini faktor kesehatan, itu masih di gugus tugas,” kata Nadiem melanjutkan. Sebelumnya, Kemenko Perekonomian sempat menyampaikan kajian awal pemuihan ekonomi akan dilakukan secara bertahap.

Dalam kajian tersebut disebutkan kegiatan pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020. Namun dengan sistem shift sesuai jumlah kelas. Untuk itu, Nadiem melanjutkan, Kemendikbud sebagai eksekutor pendidikan, selalu siap dengan semua skenario.

Skenario apapun, kata dia saat ini masih terus diskusikan dengan para pakar dan keputusan masih di tangan gugus tugas penanganan covid-19. Adanya pandemi covid-19 saat ini kata Nadiem, juga sangat berdampak pada sistem pembelajaran yang dilakukan di rumah. Tapi, kata dia dampak ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh negara.

Namun, dia menyatakan, COVID-19 memberinya pelajaran berharga, terutama soal perlunya perubahan mindset. Pola pikir baru diperlukan menghadapi sekaligus beradaptasi dengan kondisi kenormalan baru hingga ditemukannya vaksin penangkalnya.

“Kami yakin, keluar dari krisis ini ada hikmah dan pembelajaran, dan keluar dari mindset atau pola pikir yang baru, yang akan jadi katalis di revelousi pendidikan,” jelas Nadiem sembari menyebut, pihaknya senantiasa siap beradaptasi dengan perubahan dan teknologi baru demi pola pikir baru. (*)

Bagikan