Antisipasi Serangan COVID-19, Bagaimana Sumber Daya Medis di Kepri?

jumlah rumah sakit di kepri masih di bawah provinsi sumatera daratan, namun lebih banyak dibanding bangka belitung. suasana rsud embung fatimah di batam/foto via rsud.batam.go.id

Antisipasi Serangan COVID-19, Bagaimana Sumber Daya Medis di Kepri?

angkaberita.id– Tak hanya merenggut 38 pasien, perang melawan pandemi COVID-19 hingga Minggu (22/3/2020) juga mengakibatkan 3 dokter dan seorang perawat meninggal. Dua dari tiga dokter dimaksud berada di Jawa Barat.

“Iya betul itu, saya sudah konfirm ke kawan-kawan,” kata Daeng Muhammad Faqih, Ketua Umum PB IDI, seperti dilansir Tribunnews, Sabtu (21/3/2020) malam. Ketiganya bertugas di Jakarta, Bogor dan Bekasi. “Iya (positif Covid-19),” jelasnya.

Ketiganya meninggal Jumat (20/3/2020) dan Sabtu (21/3/2020) saat perawatan di rumah sakit. Terkait perawat, Faqih belum bisa memberikan data pastinya lantaran Kemenkes RI penghimpun datanya. Namun dia mendaku laporan masuk ke dirinya simpang siur jumlahnya, mulai 23 hingga 32 terinfeksi.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengonfirmasi seorang perawat meninggal. Perawat itu bekerja di rumah sakit di Jakarta, namun tercatat ber-KTP Jawa Barat. Pekerja kesehatan termasuk berisiko tinggi, meskipun serangan COVID-19 sejatinya tak membedakan profesi.

Selain berinteraksi langsung dengan pasien COVID-19, terus bertambahnya jumlah pasien terjangkit juga menjadikan beban kerja meningkat. Apalagi kini pandemi COVID-19 telah menjangkiti separo negeri. Berdasarkan data, hingga Sabtu (21/3/2020) pukul 16.28 WIB, tercatat sebanyak 17 dari 34 provinsi di tanah air melaporkan kasus COVID-19.

Dengan sebaran terbanyak di DKI Jakarta, sebanyak 267 kasus. Keseluruhan tercatat 40 kasus, atau terjadi penambahan 81 infeksi baru dibanding sehari sebelumnya. Sebanyak 23 pasien di antaranya meninggal dan 17 lainnya sembuh.

Presiden Jokowi melalui Gugus Tugas COVID-19 mengerahkan seluruh potensinya, terutama menyediakan fasilitas perawatan pasien mengatisipasi lonjakan kasus infeksi baru.

Selain mendatangkan test kit bagi upaya pemeriksaaan massal, penyediaan fasilitas kesehatan menjadi prioritas demi memastikan jika terjadi lonjakan infeksi seluruh pasien tertangani.

Sehingga kapasitas daya dukung sistem kesehatan publik tak jebol, melalui intervensi batas jarak, pengurangan kegiatan kerumunan massal, dan sebagainya, sehingga diharapkan kurva infeksi cenderung melandai.

Kini pemerintah agaknya berpacu dengan waktu mengantisipasi puncak kurva infeksi di tanah air. Terbaru, berdasarkan simulasi matematikiawan ITB, puncak pandemi COVID-19 di tanah air diperkirakan bergeser dari prediksi semula.

Dengan asumsi itu, pemerintah tak memiliki banyak waktu lagi menghadapi lonjakan temuan infeksi baru COVID-19 seiring kebijakan skrining massal pekan depan. Berkaca dari Korea Selatan, skrining massal meskipun mengakibatkan lonjakan massal kasus baru seiring terbitnya hasil uji swab di laboratorium,

Namun pemerintah dapat memetakan sebaran kasus barunya, sehingga segera dapat memitigasi infeksi baru, termasuk dengan mengisolasi pasien, dan menjejak sesiapa kontak terakhir pasien dimaksud. Pemerintah agaknya mengadopasi pendekatan ini dibanding upaya Italia dengan mengunci negaranya.

Hasilnya, dengan rentang waktu sama, Korea Selatan kurvanya melandai. Sebaliknya, Italia justru meningkat, bahkan kasus kematiannya melebihi China. Disebut, sebagian pemicunya ialah jebolnya kapasitas daya dukung sistem kesehatan di Negeri Pizza akibat melonjak drastisnya kasus COVID-19.

Sehingga belakangan terdengar kabar, kini dokter dan tenaga medis di sana memprioritaskan pasien COVID-19 usia muda dibanding lansia lantaran keterbatasan petugas, sumber daya dan daya dukung sistem kesehatan di sana. Lalu bagaimana dengan Kepri?

Data Pemprov Kepri, hingga 21 Maret 2020 pukul 17.30 WIB, terdapat 4 kasus COVID-19, tersebar di Batam sebanyak 2 pasien, serta Karimun dan Tanjungpinang, masing-masing, 1 pasien. Kemudian 439 berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 46 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Kendati belum setinggi Jakarta, namun kewaspadaan harus menjadi menu harian gugus tugas COVID-19 di Kepri, terutama menyiagakan kapasitas sistem kesehatan publik.

Kini setidaknya terdapat 33 fasilitas kesehatan di sekujur Kepri disiagakan sebagai rujukan penanganan COVID-19, di luar Puskesmas sebagai pusat deteksi dini. Dari 33 fasilitas kesehatan dimaksud, lebih setengahnya berlokasi di Batam.

Berdasarkan data BPS, per 2018 di Kepri terdapat 24 rumah sakit umum, di luar rumah sakit khusus dan rumah sakit bersalin serta Puskesmas. Dengan sebaran terbanyak di Batam sebanyak 12 rumah sakit.

Lalu berapa tenaga medis di baliknya? Masih mengutip data BPS, jika seluruh potensi dikerahkan, terdapat 1.723 dokter dengan rincian 565 dokter spesialis, 928 dokter umum dan 230 dokter gigi.

Sebanyak 972 dokter di antaranya bertugas di Batam, termasuk dokter spesialis dan dokter umum. Khusus dokter spesialis dan dokter umum di Kepri, sebagian besar berdinas di rumah sakit, yakni 881 dokter. Sedangkan jumlah perawat se-Kepri sebanyak 4.596 orang, dengan sebaran terbanyak di Batam 1.962 orang.

Mereka bersama segenap komponen masyarakat di Kepri bakal bahu membahu melawan pandemi COVID-19, dengan segala risiko ikutannya. Dukungan dan kerjasama publik menjadi penting di tengah centang perenangnya dunia menghadapi ujian pagebluk COVID-19.

“Virus corona tidak mengenal suku, ras, agama, pangkat, maupun status sosial. Semua pihak cepat atau lambat akan bisa terpapar. Karena itu saya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menghadapi wabah virus corona ini,” pesan Doni Monardo, Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas COVID-19.

inforgrafis bersumber dari situs Pemprov Kepri

(*)

Exit mobile version