Data Pasien COVID-19, WHO: Demam Dan Batuk Kering Gejala Terbanyak Pasien Terjangkit

berdasarkan riset who terhadap pasien terinfeksi covid-19 di china, gejala umum sebagian besar pasien terjangkit di sana demam dan batuk kering, kemudian merasakan kelelahan dan batuk berdahak. foto achmad yurianto jubir gugus tugas covid-19/foto via

Data Pasien COVID-19, WHO: Demam Dan Batuk Kering Gejala Terbanyak Pasien Terjangkit

angkaberita.id – Kendati hasil uji swab (lendir tenggorokan) sebagai penentu terjangkit tidaknya seseorang dari COVID-19, namun terdapat gejala umum serangan infeksi pandemi ini.

Berdasarkan penelusuran terhadap 55.924 kasus positif COVID-19 di China, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, gejala umum paling banyak ditemukan di pasien positif ialah demam dan batuk kering.

Yakni, seperti dilansir Katadata, sebesar 87,9 persen dan 67,7 persen. Ciri umum terbanyak selanjutnya, ialah kelelahan dan batuk berdahak, masing-masing, 38,1 persen dan 33,4 persen pasien dari keseluruhan. Dahak dimaksud merupakan lendir yang dikeluarkan paru-paru, biasanya melalui batuk.

Lantaran gejalanya bersamaan dengan flu dan demam, menurut WHO, seseorang terjangkit secara umum menunjukkan gejala, termasuk masalah penafasan ringan dan demam 5-6 hari setelah infeksi.

Karenanya, seperti disarankan Rustam Kepala Dinkes Tanjungpinang, batuk pilek setelah bepergian dari negeri terjangkit COVID-19 segera periksakan diri. “Pengobatan diberikan sesuai keluhan. Namun jika selama pemantauan kondisi memburuk, serta mengeluhkan sesak nafas, pasien dirujuk ke rumah sakit,” jelasnya belum lama ini.

Kasus COVID-19 di tanah air sendiri terus bertambah. Hingga Senin (16/3/2020) terjadi penambahan 17 kasus baru, sehingga keseluruhan tercatat sebanyak 134 kasus. Sebagian besar di Jakarta, sebanyak 14 kasus baru. Tiga sisanya tersebar di Jabar, Banten dan Jateng, masing-masing, satu kasus baru.

Banyak Sembuh

Kendati masih menghantui sekujur dunia, perlahan namun pasti dengan strategi mitigasi tepat dan terintegrasi, COVID-19 dapat disembuhkan. China semisal, mengutip riset Katadata, berdasarkan pantauan treking data pada 15 Maret 2020, tercatat 66.928 dari 80.849 pasien terjangkit sembuh, 3.199 orang di antaranya meninggal.

Sehingga rasio kematiannya sebesar 4 persen, dan kesembuhannya 82,8 persen. Secara global, hingga tanggal itu, terdapat 75.956 pasien dinyatakan sembuh, dan 5.960 pasien meninggal akibat COVID-19. Sehingga tingkat kesembuhannya lebih besar dibandingkan kematiannya, yakni 47,6 persen berbanding 3,7 persen.

Di tanah air, pemerintah melalui jubir gugus tugas COVID-19, Achmad Yurianto menegaskan, tiga pasien dinyatakan sembuh, yakni kasus 1-3, diyakini memiliki imunitas terhadap virus COVID-19. Pihaknya, Yuri menambahkan, sudah dua kali memeriksa ulang berturut-turut. Hasilnya negatif.

“Artinya, secara fisik nggak ada keluhan sama sekali sudah nampak sehat dan kemudian secara laboratoris sudah tidak ada lagi virus yang berada di dalam tubuhnya. Kami meyakini beliau bertiga sudah memiliki imunitas untuk kebal terhadap infeksi virus ini,” kata Yuri, seperti dikutip detikcom, Senin (16/3/2020).

Lalu apa resepnya selama menjalani perawatan di tengah sorotan publik di tanah air? “Jadi sebenarnya kita punya kekuatan dalam diri kita untuk (melawan COVID-19), asal kita disiplin minum air putih yang banyak, istirahat yang benar, asupan gizi, sayuran dan vitamin yang benar, jaga immune system dan laksanakan personal hygiene yang benar, ketat, rajin cuci tangan, dan ikutin anjuran pemerintah,” kata seorang di antara ketiganya saat konferensi pers di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (*)

Bagikan