COVID-19, Di Sana Sini Batal: Di Kepri Biar Lambat Asal Selamat

pilgub kepri 2020 berlangsung di musim pandemi covid-19 di tengah banyaknya pembatalan sejumlah hajatan publik/foto potretnews.com

COVID-19, Di Sana Sini Batal: Di Kepri Biar Lambat Asal Selamat

angkaberita.id– Keputusan membatalkan ataupun menunda sejumlah hajatan tahunan di Kepri, khususnya di Bintan dan Tanjungpinang akibat pandemi COVID-19 bukan suatu ikhwal luar biasa. Sebaliknya, itu keniscayaan. Cepat atau lambat memang harus diputuskan.

Pembatalan, sejatinya juga berkah terselubungan bagi pemangku kepentingan, sekaligus memberi waktu mengevaluasi ulang kontribusi hajatan dari berbagai sudut pandang, agar tak berakhir seperti Festival Bahari Kepri.

Sejatinya pembatalan serupa tak hanya di Kepri, bahkan di penjuru kolong dunia juga terjadi. Selain hajatan olahraga, juga berderet kegiatan terjadwal lainnya terpaksa tertunda. Tentu ada dampak dari pembatalan. Namun, meminjam pepatah mencegah lebih baik dibanding mengobati,

Maka, dibanding kontribusi ekonomi di depan mata, pembatalan hajatan jauh lebih besar kontribusinya bagi kesehatan anggaran daerah dibanding harus mengeluarkan biaya kontingensi akibat mengabaikan pandemi.

China semisal, selama berjibaku melawan COVID-19, dalam perkiraan awal Bank Pembangunan Asia bakal menanggung kerugian ekonomi sebesar 44 miliar dolar Amerika, dunia bahkan disebut bakal menguap potensi ekonominya sebesar Rp 4.962 triliun.

Singapura, meskipun dipuji WHO berkat respon cepatnya atas COVID-19, tetap kalang kabut menambal pengeluaran selama berjibaku melawan virus mematikan itu. Bahkan, Negeri Singa itu dikabarkan bakal menagih biaya penanganan COVID-19 warga negara asing di negerinya kepada negara asal.

hajatan tour de bintan resmi ditunda akibat pandemi covid-19/foto Darren Wheeler via thatcameraman.com via tourdebintan.com

Nasib Pilkada

Tak hanya kacau balaukan negara-negara di eropa, COVID-19 juga bikin dunia politik di Amerika Serikat kalang kabut. Pemerintah Inggris bahkan telah membatalkan sejumlah pilkada pada bulan Mei mendatang jika COVID-19 terus mengganas.

Setali tiga uang di Negeri Paman Sam. Pemilihan pendahuluan di Partai Demokrat juga sempat tertunda, bahkan dua calon kuat Joe Biden dan Bernie Sanders sempat membatalkan sejumlah kampanye primary-nya.

Kalangan analis politik bahkan meyakini, COVID-19 bakal mengubah peta pemilihan presiden di Amerika Serikat. Kans Donald Trump mulai tergerus akibat sikap abainya terhadap serangan COVID-19 di sana. Kini, publik di sana berpaling ke dua isu krusial pemilu di tengah pandemi COVID-19.

Pertama, isu kompetensi. Mereka ingin kepemimpinan kompeten di saat krisis wabah. Kedua, meski berbeda parpol, pemilih di sana mulai bersepakat, negara menjadi tumpuan satu-satunya memimpin perang melawan pendemi COVID-19, termasuk menanggung biaya perawatan akibat serangan virus mematikan itu.

Dua isu itu, diyakni analis politik, menjadi angin segar bagi kubu penantang, yakni Demokrat. Biden, tak hanya unggul di jumlah suara delegasi dibanding Bernie mendekati babak akhir primary di sana, namun juga statusya delapan tahun sebagai wakil Presiden Barrack Obama, melejitkan dirinya di mata publik di segi kompetensi.

Saat tekanan ekonomi melilit kantung warga kelas menengah Amerika Serikat, pemilih terbesar secara demografi di sana, Obamacare alias sistem jaminan sosial warisan kepemimpinan Obama-Biden menjadi harapan satu-satunya menyelamatkan kondisi ekonomi mereka selama bertarung menghadapi COVID-19.

Sehingga, kini paduan suaranya, ialah di saat normal kritik terhadap pemerintah datang silih berganti, pandemi menyatukan kedua kubu mendukung pemerintahan. Lalu bagaimana dengan nasib Pilkada di Kepri?

Belum terdengar satu pun pernyataan atau komentar dari sejumlah tokoh digadang-gadag bakal maju terkait COVID-19 di Kepri, termasuk apa langkah pertama mereka. Isu koalisi dan gotak-gatuk duet pasangan masih mendominasi lanskap pemberitaan media di Kepri.

Semisal Pilgub Kepri, setidaknya terdapat tiga nama bergulir di publik, yakni Soerya Respationo, Ismeth Abdullah dan Ansar Ahmad. Namun peta konfigurasi koalisi politiknya belum tergambar dengan jelas. Baru PDIP dan Nasdem sudah benderang peta jalannya, Golkar masih menjadi tanda tanya sekaligus kunci pembuka jawaban teka-teki Pilgub di Kepri. (*)

Bagikan