Menteri Desa Usulkan ‘Mengabdi’ Ke Desa Sebagai Pengganti Skripsi Mahasiswa
angkaberita.id – Kementerian Desa langsung menangkap konsep Kampus Merdeka Kemendikbud. Keduanya bersinergi dan konsepnya tengah dirumuskan. Selain memungkinkan mahasiswa “kuliah” di desa selama tiga semester, Kades berprestasi juga dapat langsung menyandang gelar sarjana.
Dua terobosan itu tengah dibahas Kementerian Desa menggandeng Forum Perguruan Tinggi Desa (Pertides). Di Jakarta, puluhan di Jakarta dengan menggandeng dan kini konsepnya tengah dirumuskan.Kementerian rektor tergabung dalam Pertides merumuskan konsep program Kampus Merdeka untuk Desa.
“Kita kumpulkan Pertides ini, kita ajak diskusi selama dua hari, bagaimana implementasi program Kampus Merdeka khususnya project desa di dalam pelaksanaan pembangunan desa,” kata Menteri Desa, Halim di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2020) seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Desa.
Selain kemungkinan mahasiswa kuliah dengan mengabdi ke desa selama tiga semestera, Menteri Halim juga menjajaki kemungkinkan memberikan penghargaan gelar sarjana kepada kepala desa berprestasi. Gelar diberikan perguruan tinggi tertentu, namun belum diungkapkan detailnya.
Selama 6 tahun periode jabatan, Halim mengatakan seperti lazimnya kuliah, kinerja kades dikonsultasikan, kemudian juga ada pembimbingan. “Dia (Kades) berprestasi, saya mengusulkan agar diberi apresiasi dalam bentuk wisuda S1,” jelas Menteri.
Menteri Desa juga mengusulkan kepada Kemendikbud agar pengabdian mahasiswa di desa dapat menjadi pengganti skripsi. Dengan kata lain, mahasiswa diberi kebebasan memilih skripsi atau pengabdian di suatu desa sebagai syarat kelulusan sarjana.
“Bagaimana kalau tugas akhirnya boleh digantikan dengan pengabdian di desa selama empat bulan, selesai itu kinerjanya diverifikasi kemudian lulus,” urai kakak kandung Wakil Ketua MPR RI itu. Menteri Halim berharap dalam dua hari perumusan di Hotel Bidakara, bisa rampung konsep sinerginya sehingga bisa segera diterapkan. (*)