Konflik Laut Natuna Utara, Selain Hidrokarbon Ini Alasan Sebenarnya China Ngotot Klaim
angkaberita.id – Selain spekulasi besarnya cadangan hidrokarbon seperti gas alam dan minyak bumi, kengototan China mengklaim Laut Natuna Utara juga demi melindungi kepentingan bisnisnya.
Menurut ChinaPower, seperti dikutip Katadata, China menjadi eksportir terbesar yang melewati Laut Cina Selatan. China mengantongi 874 miliar dolar Amerika dalam perdagangannya melalui kawasan itu.
Jumlah itu setara Rp 12,2 ribu triliun dengan kurs Rp 14.000 per dolarnya. Korea Selatan dan Singapura menyusul terbesar kedua dan ketiga, dengan pembukuan ekspor sebesar masing-masing 249 miliar dolar Amerika atau Rp 2,5 ribu triliun, dan 214 miliar dolar Amerika atau Rp 3 ribu triliun.
Tahun 2016, tulis Katadata, nilai perdagangan di Laut Cina Selatan menembus 3,37 triliun dolar Amerika atau Rp 47,2 ribu triliun. The United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) memperkirakan sekitar 80 persen volume perdagangan global melalui laut, an Laut China Selatan berandil sepertiga volume perdagangan global. (*)